Berita Sepakbola
Presiden Persiraja Duga Ada Sabotase Terkait Pembakaran Fasilitas Stadion Lampineung
Padamnya lampu utama stadion H Dimurthala, Lampineueng, Banda Aceh, yang membuat laga perdana Liga 2 antara tuan rumah Persiraja dan PSMS Medan
Hingga pagi tadi (pagi kemarin-red), lanjut Zulfikar, tim Ditreskrimum Polda Aceh melakukan proses identifikasi di lapangan utama dan ruang genset, serta memanggil beberapa petugas.
Sebab, kata dia, sebelum pertandingan, kesiapan stadion sudah 99 persen.
"Jadi, kenapa ini terjadi, kami juga tak mengharapkan.
Baca juga: FPMPA Minta Polisi Amankan Uang Tiket Penonton Persiraja vs PSMS Medan
Karena lampu padam saat mau kick off.
Saya tidak ingin mengatakan ini sabotase, tapi kita tunggu hasil dari Polda Aceh," ungkapnya.
Ia mengatakan, genset stadion milik Persiraja pengelolaannya di bawah Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banda Aceh.
"Yang bertanggung jawab atas mesin genset tersebut juga ada di situ dan Polda Aceh sudah memanggil orangnya," sebut Zulikar.
Sebab, katanya, sebelum laga itu dimulai, pihaknya juga sudah beberapa kali melakukan uji coba genset tersebut dan kondisinya tak ada masalah sama sekali.
Insiden itu, sambungnya, juga menimbulkan kerugian--baik materil maupun inmateril-- yang cukup besar bagi Persiraja.
Untuk kerugian inmateril, sebut Zulfikar, pihaknya sangat dirugikan terkhusus penonton yang diperkirakan mencapai 10 ribu orang.
Saat ini, pihaknya sedang mendata berapa jumlah tiket yang terjual.
"Kita tidak berharap insiden ini terjadi.
Baca juga: Insiden Lampu Stadion H Dimurthala Padam Diduga karena Sabotase, Manajemen Persiraja Minta Maaf
Kita akan terus berbenah untuk menyajikan pertandingan berikutnya," ujar dia.
Dalam laga itu, menurut Zulfikar, ada beberapa orang (oknum) yang tak menggunakan badge khusus masuk ke lapangan.
Oknum itu, sambungnya, bisa jadi yang mengganggu jalannya pertandingan yang berujung kerusuhan.