Peksimida
Ratusan Peserta Berbagai Universitas Ikuti Ajang Peksimida XV Aceh 2022
Kita akan memilih delegasi terbaik dari setiap tangkai perlombaan yang dipertandingkan. Semoga siapa pun yang mewakili Aceh bisa menjadi yang terbaik
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Ajang prestasi mahasiswa bergengsi Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) untuk wilayah Aceh tahun 2022 resmi dibuka.
Kegiatan pembukaan Peksimida XV Aceh berlangsung di Universitas Teuku Umar (UTU), Jumat (9/9)/2022.
Ajang ini merupakan penjaringan untuk memilih delegasi terbaik dari Aceh yang akan diberangkatkan ke Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) 2022 di Universitas Brawijaya, Malang.
Ketua Panitia penyelenggara PEKSIMIDA XV Aceh 2022 Dr Mursyidin mengatakan, bahwa Peksimida 2022 di UTU diikuti 15 Universitas baik negeri maupun swasta di Aceh.
Sebanyak 127 peserta bertanding di 15 tangkai perlombaan.
• BPSMI Aceh Tunjuk UTU Sebagai Tuan Rumah Peksimida Aceh 2022, Pelaksanaan 10-13 September 2022
“Kita akan memilih delegasi terbaik dari setiap tangkai perlombaan yang dipertandingkan. Semoga siapa pun yang mewakili Aceh bisa menjadi yang terbaik di ajang Peksiminas pada Oktober mendatang,” ujar Mursyidin saat pembukaan Peksimida 2022.
Mursyidin menjelaskan, perlombaan Peksimida ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang diselenggarakan mulai dari tingkat wilayah hingga nasional. Peksimida sendiri bertujuan memberikan wadah bagi para mahasiswa dalam meningkatkan kualitas dan kemampuan praktisnya dalam bidang seni, baik seni suara, seni pertunjukan, seni sastra, seni rupa, seni tari, desain poster, komik strip, dan lain sebagainya.
• RSUD Teuku Umar Calang Butuh Dana Rp 35 Miliar untuk Rampungkan Gedung Pelayanan
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia Wilayah Aceh karena telah mempercayai UTU sebagai tuan rumah dalam Peksimida tahun ini. Kepercayaan yang diberikan akan dimanfaatkan sepenuhnya dengan penuh tanggung jawab oleh UTU untuk memberikan jaminan pelayanan terbaik di dalam penyelenggaraan setiap tangkai lomba,” ujarnya.
Adapun, perguruan tinggi yang mengikuti ajang ini antara lain, Universitas Malikussaleh, Kota Lhokseumawe, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Universitas Samudra Langsa, Kota Langsa; Universitas Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh, Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh, Universitas Al-Muslim, Bireuen, Universitas Jabal Ghafur, Universitas Islam Kebangsaan Indonesia, Universitas Bina Bangsa Getsempena, Banda Aceh, Universitas Gajah Putih, Takengon, Universitas Abulyatama, Aceh Besar, ISBI Aceh, Aceh Besar, Akademi Keperawatan Teungku Fakinah, Banda Aceh, STIKES Medika Seramoe Barat, dan Universitas Teuku Umar, Meulaboh.
Sementara itu, Rektor Universitas Teuku Umar Meulaboh Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si dalam sambutannya mengatakan, Alhamdulilah, hari ini kita bisa bersatu di kampus ini (UTU) untuk bersilaturahmi, saling menjalin hubungan akademik dan juga di bidang seni.
Dr Ishak menjelaskan bahwa fungsi perguruan tinggi bukan hanya untuk mendidik orang orang cerdas secara akademik, tetapi juga berfungsi untuk mendidik orang-orang yang mencintai seni. Karena seni akan menghaluskan budi pekerti kita, menjadi bangsa yang hebat, bangsa yang berestetika dan juga beretika.
Hari ini, kata Dr Ishak, bangsa kita sedikit krisis dalam hal etika dan juga estetika, mengapa ? Karena kita sangat mudah tersulut oleh kemarahan diantara kita dengan hal hal kecil saja kita sudah memutuskan silaturahmi. Oleh karena itu, kami (Civitas Teuku Umar) berkeyakinan dengan momen seperti ini kita bisa meningkatkan semangat untuk lebih baik lagi dalam hubungan antar kemanusiaan kita.
Kekayaan khazanah seni budaya bangsa kita luar biasa, oleh sebab itu, kata Rektor UTU, bahwa kekayaan ini harus menjadi penopang dan kekuatan bangsa.
“Oleh karena itu, kami menyadari akan hal ini, sebagai Perguruan Tinggi, kami terus memberikan semangat kepada mahasiswa-mahasiswa di Universitas Teuku Umar agar di bidang seni ini juga harus berkembang dengan baik. Tidak hanya mendidik orang-orang yang cerdas secara intelektual saja, namun kita lemah di bidang yang berhubungan dengan seni, etika dan estetika,” ungkap Dr Ishak.