Harga Minyak Goreng

Harga Minyak Goreng Curah Kelapa Sawit Turun, Pedagang Kelontong Lakukan Aksi Borong

Kamal pedagang kelontong di Aceh Besar, yang sedang membeli minyak goreng curah kelapa sawit di sebuah toko grosir minyak goreng di Pasar Induk Lambar

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/HERIANTO
Seorang pedagang kelontong sedang menunggu antrean pengisian minyak goreng curah di sebuah grosir minyak goreng curah di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, Minggu (11/9). 

Laporan Herianto l Banda Aceh
 

SERAMBINEWS.COM - Memasuki minggu kedua bulan September 2022 ini, harga minyak goreng curah kelapa sawit, turun lagi ditingkat pedagang grosirnya di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar dari Rp 12.000/Kg menjadi Rp 11.800/Kg. Sejumlah pedagang kelontong dan pedagang gorengan, serta ibu rumah tangga melakukan aksi pemborongan minyak goreng curah yang harganya sedang turun tersebut.

Selain minyak goreng curah kelapa sawit, yang harga jualnya sedang turun pada minggu kedua bulan ini ditingkat pedagang grosirnya, adalah telur ayam ras asal Sumut. Harga tebusnya juga sedang turun. Harga tebusnya kini Rp 440.000/ikat (300 butir) dari sebelumnya Rp 450.000/ikat (300 butir). Sedangkan harga ecerannya Rp 48.000/lemping (30 butir).

Kamal pedagang kelontong di Aceh Besar, yang sedang membeli minyak goreng curah kelapa sawit di sebuah toko grosir minyak goreng di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar yang dimintai penjelasannya kepada Serambi, Minggu (11/90) mengatakan, pada minggu kedua ini dirinya banyak beli minyak goreng curah kelapa sawit, mencapai 50 dirigen, untuk stok jualan.

Harga Minyak Goreng Curah dan Telur Ayam Ras Bertahan, Kacang Kedelai Bergerak Naik

Harga TBS Sawit dan CPO Naik, Harga Minyak Goreng Curah Ikut Naik, Ini Harga di Pasar Lambaro

Ia mengatakan, tidak menyangka harga minyak goreng curah kelapa sawit, bisa turun, padahal kenaikan harga BBM sudah memasuki hari ke 11, tapi harga tebusnya minyak goreng curah ditingkat grosir di Pasar Induk Lambaro, harga malah turun dari Rp 12.000 menjadi Rp 11.800/Kg.

 Selain minyak goreng curah yang harganya tebusnya sedang turun, ungkap Kamal, harga tebus telur ayam ras asal Sumut, harganya juga sedang turun dari Rp 450.000/ikat menjadi Rp 440.000/ikat. Sedangkan harga jual ecerannya Rp 48.000/ikat (30 butir). Untuk telur, ia membeli hanya 2 ikat saja, sebagai stok jualan.

Romlah, pedagang gorengan di Pelabuhan Ulee Lheue mengatakan, pada minggu ini, dirinya banyak beli minyak goreng kelapa sawit untuk stok julan,  sebanyak 4 jirigen, sebelumnya hanya 3 jirigen. Ia membeli minyak goreng curah kelapa sawit sedikit banyak, karena takut pada minggu ketiga dan keempat bulan September ini, harga minyak goreng curah kelapa sawit akan naik, dampak dari kenaikan BBM, pada Sabtu (1/9) lalu.

Aldy, pedagang grosir minyak goreng dan telur di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar yang dimintai tanggapannya kenapa harga minyak goreng curah paska kenaikan BBM, harganya cenderung menurun, ia mengatakan, kemungkinan stok CPO di dalam negeri masih cukup banyak, sehingga harga pembelian CPO dari pabrik masih berkisar Rp 10.000/Kg.

Harga jual minyak goreng curah baru naik, menurut Aldy, bila harga jual CPO di pabrik PKS naik di atas Rp 10.000/Kg. Bahan baku minyak goreng curah kelapa sawit itu, dari minyak CPO kelapa sawit. Harga jual CPO di pabrik kelapa sawit (PKS)  pada minggu kedua ini, info yang diketahui masih bertahan sekitar Rp 10.000/Kg.

Para pedagang kelontong dan pedagang gorengan yang mengetahui harga minyak goreng curah kelapa sawit sedang turun, mereka menambah pembelian, untuk stok barang dagangannya.

Dampak dari penurunan harga tebus minyak goreng dari Rp 12.000 menjadi Rp 11.800/Kg, kata Aldy, membuat omset penjualan minyak goreng curah naik dari 15 drum menjadi 20 drum/hari. Begitu juga dengan penjualan telur ayam ras asal Medan, setelah harganya turun, daya beli pedagang kelontong terhadap telur ayam ras asal Sumut itu naik dari 40 ikat naik menjadi 50 ikat/hari.

Sebagai pedagang grosir, jika daya beli masyarakat terhadap minyak goreng curah dan telur ayam ras asal Sumut meningkat, kata Aldy, jadi senang. Karena putaran barang yang dipasok dari Sumut menjadi tinggi.

Tapi  sebaliknya, bila daya beli dari pedagang kelontong dan pedagang gorengan, ibu rumah tangga serta masyarakat terhadap minyak goreng curah dan telur ayam ras asal Sumut itu menurun, sebagai  pemasok barang, kata Aldy,  jadi susah.

“Alasannya, karena barang yang sudah di pasok dari Sumut dalam jumlah banyak, putaran dan lakunya jadi lamban,” ujar Aldy.

Komoditi yang harganya sedang bergerak naik saat ini, sebut Aldy, antara lain tepung terigu. Tepung terigu cap segitiga biru harganya kini sudah mencapai Rp 264.000/sak (25 Kg) dari sebelumnya Rp 260.000/sak, tepung terigu cap payung Rp 244.000/sak, sebelumnya Rp 240.000/sak, tepung terigu cap dragon Rp 235.000/sak, sebelumnya Rp 230.000/sak.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved