Berita Aceh Barat
Ricuh, Mahasiswa dan Polisi Terluka, Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Aceh
Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di beberapa kabupaten di Aceh
Namun karena para mahasiswa tetap memaksa agar semuanya masuk, maka kericuhan pun terjadi.
"Tapi intinya, kita mendukung aksi penolakan kenaikan harga BBM.
Karena kita sangat sadari betapa berefek terhadap perekonomian masyarakat," pungkasnya.
Terpisah.
Koordinator Aksi, Aris Munandar, mengungkapkan adanya penyusup yang mengacaukan aksi mereka.
Saat konsolidasi aksi, Aris menjelaskan, pihaknya sepakat akan melakukan aksi danai bersama elemen masyarakat, yaitu seperti tukang becak, nelayan, dan lain-lain.
"Tapi dibalik itu semua ada penyusup-penyusup yang ingin melakukan aksi tersebut keos.
Ingin saya sampaikan bahwasanya di sini ada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang akan menggagalkan aksi atau mengeoskan aksi.
Perlu digarisbawahi, ketika kerusuhan terjadi, saya selaku korlap telah menenangkan masa aksi tersebut agar tidak anarkis dan tidak merusak fasilitas negara karena itu melanggar hukum," pungkasnya.
Luka dan patah tulang
Di Kabupaten Aceh Tengah, delapan peserta mahasiwa mengalami luka-luka dalam aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh.
Awal terjadi kericuhan saat peserta aksi membakar keranda yang dibalut kain kafan putih bertuliskan 'Jokowi Tolak Kenaikan BBM'.
Saat api membara, salah satu personel dari Polres Aceh Tengah masuk ke tengah kerumunan mahasiswa untuk memadamkan api.
Hal itu sontak membuat mahasiswa emosi dan langsung melakukan aksi saling dorong antara mahasiswa dan pihak keamanan.
Situasi semakin memanas.
Pantauan Tribungayo.com, massa kemudian melempari pihak keamanan dengan botol aqua.
Selain itu, aksi saling dorong juga diwarnai bentrok dan adu pukulan antara mahasiswa dan pihak keamanan.
Delapan mahasiswa dilaporkan terluka.
Tiga di antaranya mengalami patah tulang dan luka lebam.
Seorang mahasiswa terpaksa dilarikan oleh rekannya ke RSUD Datu Beru, Takengon.
Ketua Mahasiswa Gerakan Nasional Indonesia (GMNI) Aceh Tengah, Saparuda menyampaikan, apabila tidak ada tindakan atau niat baik terhadap kedelapan korban tersebut, maka pihaknya akan menggunakan jalurk hukum atas tindakan main pukul yang dilakukan aparat keamanan.
"Apabila tidak ada tindakan atau niat baik dari bapak-bapak sekalian terhadap kedelapan korban tersebut, saya atas nama Ketua GMNI Aceh Tengah akan memproses jalur hukum tindakan pemukulan tersebut," ucapnya.
Dia juga menegaskan bahwa dalam waktu dekat akan melaporkan kasus tersebut ke Polda Aceh dan juga ke Kapolri.
Pihaknya mengaku telah mengantongi sejumlah bukti terkait adanya oknum polisi yang melakukan aksi pemukulan terhadap mahasiswa peserta demo.
Terkait hal itu, Kapolres Aceh Tengah AKBP Nurochman Nulhakim SIK menyatakan akan bertanggung jawab terhadap kedelapan korban.
"Saya atas nama Kapolres Aceh Tengah dan atas nama kemanusiaan akan bertanggung jawab terhadap kedelapan korban tersebut," ucapnya.(sb/dan/bah/rd)
Baca juga: Demo BBM Berlangsung Sepanjang Hari
Baca juga: Aksi Demo di Depan Gedung DPR Aceh Mulai Memanas, Pendemo Lempar Polisi dengan Air Mineral