Mata Lokal Memilih
Ketua Prowi Usulkan Prabowo-Jokowi Untuk Capres dan Cawapres 2024, Pengamat: Pertajam Polarisasi
Ketua Umum relawan Prabowo Jokowi (Prowi) Achmad Fadjriansyah mengatakan, keberhasilan pemerintahanan saat ini membuat sebagian masyarakat
JAKARTA - Ketua Umum relawan Prabowo Jokowi (Prowi) Achmad Fadjriansyah mengatakan, keberhasilan pemerintahanan saat ini membuat sebagian masyarakat menginginkan Presiden Jokowi kembali untuk memimpin negeri ini.
Mengingat berbagai regulasi dan persoalan politik, maka Prowi mengusulkan Jokowi sebagai calon wakil presiden (Cawapres) bersama dengan Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres) pada 2024.
Achmad Fadjriansyah menyebutkan, saat ini ada yang mengusulkan 3 periode dan mengusulkan perpanjang masa jabatan.
Namun sebagaimana diketahui usulan 3 periode sangat melanggar konstitusi.
Bahkan, sama saja menyuruh Presiden Jokowi untuk melanggar konstitusi.
"Walaupun dengan solusi ubah UU, tetap saja akan menguras energi politik yang berakibat perpecahan di kalangan masyarakat, dan ini patut kita hindari," kata Achmad Fadjriansyah.
Kedua, ia juga menilai bahwa usulan perpanjang masa jabatan, dengan alasan periode ini terhambat dengan kejadian pandemi Covid-19 yang juga dirasakan oleh semua negara.
Tetapi, tetap saja alasan ini tidak bisa diterima.
Karena akan butuh energi meyakinkan banyak kelompok, meyakinkan banyak partai untuk mewujudkanya yang pastinya banyak waktu dan uang yang harus dikeluarkan.
Dan lagi, masyarakat akan dirugikan dan ada potensi konflik antara kelompok pro dan kelompok kontra.
Baca juga: 17 Relawan Jokowi Dapat Jabatan Duduk di Kursi Komisaris BUMN, Berikut Daftanya
Baca juga: Laporkan Najwa Shihab dan Bawa Nama Relawan Jokowi, Siapa Silvia Dewi Soembarto?
Melihat situasi ini, Achmad mengatakan, pihaknya mencoba berdiskusi dengan kawan kawan diberbagai komunitas seperti komunitas game, komunitas seni, komunitas Digital, komunitas ilustrator dan banyak komunitas lainnya.
Dari hasil diskusi itu, pihaknya sama-sama menginginkan Jokowi melanjuti memimpin bangsa ini dipemilihan presiden 2024-2029 sebagai Wakil Presiden.
"Tentu ini tidak melanggar konstitusi juga menjadi solusi terbaik dan mengakomodir mayoritas masyarakat yang masih menginginkan Pak Jokowi melanjutkan memimpin negeri ini sekali lagi," terang Achmad.
"Sehingga salah satu cita cita kita bersama memiliki Ibu Kota Negara yang baru akan terwujud, pembangunan merata Indonesia di luar Pulau jawa makin progresive dan yang pasti kepemimpinanya membawa Indonesia akan lebih maju lagi," sambungnya.
Namun, muncul pertanyaan bahwa dengan siapa Jokowi akan berpasangan di Pilpres 2024.
Ia mengatakan, melihat sosok tokoh yang cocok dengan Jokowi adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai Presiden.
"Demi melihat kepentingan bersama Pak Prabowo mau menjadi Pembantu Presiden sebagai Kemenhan.
Ini sikap yang tidak mudah dan patut dicontoh bagi masyarakat Indonesia sebagai pembelajaran politik yang luar biasa," katanya.
"Untuk itu kami membentuk relawan yang bernama PROWI (Prabowo Jokowi) mewadahi seluruh mayarakat Indonesia, berbagai macam Komunitas yang memiliki cita-cita dan tujuan yang sama mengiginkan Pak Prabowo dan Pak Jokowi maju sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029," jelasnya.
Di tengah hirup pikup politik menyambut Pilpres 2024, muncul usulan untuk menduetkan Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: 3 Relawan Jokowi Diangkat Jadi Komisaris BUMN dalam Sebulan, Ini Jabatannya
Dimana, Jokowi diusulkan menjadi Cawapres mendampingi Prabowo.
Usulan itu bahkan sudah digaungkan oleh sejumlah kalangan serta relawan pendukung Prabowo-Jokowi.
Apalagi, berdasarkan aturan di Mahkamah Konstitusi (MK) tak ada larangan jika presiden yang sudah menjabat selama dua periode, kembali maju sebagai Cawapres di Pemilu.
Tentu, wacana menduetkan Prabowo-Jokowi di Pilpres 2024 akan mendapat respons dari sejumlah kalangan.
Pengamat politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyebut, memang tidak ada aturan yang melarang soal presiden yang menjabat dua periode, maju kembali sebagai Cawapres.
Namun, Dedi menyorot bahwa wibawa Jokowi akan terganggu, termasuk elit-elit parpol lain.
"Sekaligus wibawa tokoh elit politik dan partai politik, karena kita tidak kekurangan tokoh sekaligus pemilih yang masih loyal," kata Dedi kepada Tribun Network, Selasa (13/9/2022).
Dedi pun menyindir pihak-pihak yang menggaungkan wacana pencapresan Prabowo-Jokowi atau mengusulkan presiden tiga periode sebagai pihak yang tengah mencari pekerjaan.
"Sangat jelas dalam rangka mencari pekerjaan, bukan dalam konteks memikirkan bangsa ini ke depan," imbuhnya.
Deni menilai, dalam sisi politis, wacana majunya Prabowo-Jokowi akan mempertajam polarisasi di masyarakat.
Baca juga: Dilaporkan Relawan Jokowi ke Polisi Karena Wawancara Kursi Kosong, Najwa Shihab Angkat Bicara
Karena loyalitas dan gerakan politik relawan dua tokoh ini cukup agresif.
Termasuk juga sebaliknya kelompok kontra keduanya juga sama kuatnya.
"Sehingga potensi menghidupkan kembali konflik di masyarakat, dan belum tentu menang," jelasnya. (tribun network/yuda)
Baca juga: Aksi Najwa Wawancara Kursi Kosong Dianggap Permalukan Terawan, Relawan Jokowi Lapor Polisi
Baca juga: Setelah Eks Pendukung Prabowo Deklarasi KAMI, Kini Eks Relawan Jokowi Maruf Deklarasi KITA