Piala Dunia 2022
58 Hari Menuju Piala Dunia 2022 Qatar: Kisah Pilu di Balik Tendangan Bebas Pemain Zaire Tahun 1974
Kala itu Zaire tergabung di Grup 2 Piala Dunia 1974 bersama Brasil yang berstatus juara bertahan, Yugoslavia, dan Skotlandia.
Dia memulangkan pemain yang sempat pindah ke Belgia dan menginvestasikan dana guna pengembangan sepak bola.
Keberhasilan Zaire lolos ke putaran final Piala Dunia 1974 membuat Mobutu senang.
Dia memberikan hadiah rumah dan mobil Volkswagen warna hijau untuk masing-masing pemain.
Baca juga: Profil Timnas Brasil di Piala Dunia 2022 Qatar: Misi Selecao Mengembalikan Reputasi
Zaire pun mengawali kiprah di Piala Dunia 1974 melawan Skotlandia di Westfalenstadion (saat ini Signal Iduna Park) di Dortmund yang berakhir kekalahan 0-2.
Namun, menjelang laga kedua melawan Yugoslavia, para pemain Zaire menyadari bahwa mereka tidak mendapatkan bayaran yang dijanjikan.
Hal itu membuat beberapa pemain memberontak dan menolak bertanding melawan Yugoslavia.
Seorang mantan pemain menyatakan bahwa pihak penyelenggara memberi 3.000 Deutsche Mark (mata uang Jerman Barat kala itu) agar Zaire tetap berpatisipasi dan tidak mencoreng citra Piala Dunia.
Hal tersebut menodai reputasi Zaire dan memengaruhi performa tim berjuluk Leopard itu ketika melawan Yugoslavia.
Saat laga baru berjalan 20 menit, Yugoslavia sudah unggul 3 gol.
Pelatih Zaire, Blagoje Vidinic, lalu menarik kiper Kazadi Mwamba dan menggantikannya dengan Dimbi Tubilandu.
Namun, pergantian itu tidak membuahkan hasil dan Zaire kalah telak 0-9.
Kekalahan itu membuat keadaan semakin runyam.
Mobutu lantas mengirim pengawal presiden untuk mengancam tim. Jika kalah empat gol atau lebih dari Brasil, para pemain tidak diizinkan kembali ke Zaire.
Hal itulah yang mendorong Mwepu Ilunga melakukan tendangan bebasnya saat melawan Brasil. Dia berniat mengulur waktu agar timnya tidak kebobolan lebih banyak.
Walau tidak sampai kebobolan empat kali, Zaire pada akhirnya menelan kekalahan 0-3 setelah Valdimoro mencetak gol pada menit ke-79.