Berita Malaysia

3 Rumah Warga Aceh di Malaysia Terbakar, Diduga Korsleting Listrik, Kerugian Ditaksir Rp 1,6 Miliar

Sebanyak 2 mobil dan 10 personel pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, kerugian Rp 1,6 M.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Presiden Persatuan Melayu Berketurunan Acheh Malaysia (Permebam), Datuk Mansyur Bin Usman meninjau lokasi kebakaran tiga rumah warga Aceh di Kampung Rantau Panjang, Klang, Selangor, Malaysia pada Rabu (28/9/2022). 

3 Rumah Warga Aceh di Malaysia Terbakar, Diduga Korsleting Listrik, Kerugian Ditaksir Rp 1,6 Miliar

SERAMBINEWS.COM, KUALA LUMPUR – Kebakaran hebat menimpa tiga rumah warga Aceh di  Kampung Rantau Panjang, Klang, Selangor, Malaysia pada Rabu (28/9/2022) pukul 5:30 pagi waktu setempat.

Sebanyak 2 mobil dan 10 personel pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Api berhasil dipadamkan 1 jam kemudian.

Presiden Persatuan Melayu Berketurunan Acheh Malaysia (Permebam), Datuk Mansyur Bin Usman, dikonfirmasi Serambinews.com membenarkan kejadian tersebut.

Ia bersama Tgk Bukhari bin Ibrahim (Ketua Sosialiasi Ummah Bansigom Aceh), Azhar (Tim Permebam), Tgk Muhammad Diah Ibrahim (Ketua Masyarakat Aceh Klang Selatan), dan Saaduddin M Yusuf (Ketua Masyarakat Klang Utara) meninjau lokasi kejadian pada siang harinya.

Baca juga: Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran Dua Toko di Aceh Utara Jelang Subuh

Datuk Mansyur menyebut, tiga rumah yang terbakar itu adalah milik Madio Bin Sajirin (Ketua Komunitas Aceh klang) yang berasal dari Aceh Utara, yang dihuni 4 jiwa.

Kemudian Anuar Bin Hasan dari Bireuen yang dihuni 4 jiwa, dan Muktaruddin Bin Abdullah dari Panton Labu Aceh Utara, yang didiami 6 jiwa.

“Ketiga rumah ini adalah milik pengurus Meunasah Al Asyi,” katanya, menambahkan bahwa meunasah itu dibangun oleh Persatuan Melayu Berketurunan Acheh Malaysia.

Berdasarkan laporan yang diterimanya, kerugian mencapai 500.000 Ringgit Malaysia atau Rp 1,6 Miliar, tepatnya Rp 1.652.365.500 (kurs Rp 3.304).

Tokoh Masyarakat Aceh di Malaysia ini menambahkan, dalam kejadian tersebut, uang kas milik Meunasah Al Asyi yang disimpan oleh salah satu pengurus juga ikut terbakar.

“Ada sekitar 40.000 Ringgit (Rp 132 juta) uang tabungan habis terbakar,” ujarnya.

Ia mengatakan, api diduga berasal dari korsleting listrik.

Baca juga: Sehari Tiga Kali Kebakaran di Bireuen, Petugas Damkar Berpeluh Keringat Memadamkan Api

Kebakaran pertama kali diketahui dari seorang korban rumah pertama yang merasa kepanasan.

Kemudian orang tersebut menyadari ada asap pekat yang keluar dari salah satu sudut rumah korban.

Dia kemudian berteriak membangunkan keluarganya dan keluar minta tolong.

Datuk Mansyur mengatakan, saat ini petugas pemadam kebakaran masih menyelidiki penyebab kebakaran.

“Saat ini sebagain korban tinggal di Meunasah Al Asyi, dan ada yang mengungsi ke rumah saudaranya,” ujar pria kelahiran Simpang Mulieng, Aceh Utara ini.

Ia mengatakan, tidak ada harta benda yang berhasil di selamatkan, termasuk dokumen-dokumen penting.

Datuk Mansyur mengungkapkan, pihaknya telah mengumpulkan bantuan tanggap bencana untuk diserahkan kepada korban kebakaran.

“Alhamdulillah dana yang sudah terkumpul saat ini 12.000 Ringgit,” ucapnya.

Dana tersebut, kata dia, bersumber dari warga Aceh yang berada di Malaysia.

Baca juga: Lokasi Kebakaran tidak Dapat Dijangkau Damkar, Petugas Padamkan Api dengan Cara Dipukul

Shalat Ghaib untuk Abu Tumin

Presiden Persatuan Melayu Berketurunan Acheh Malaysia (Permebam), Datuk Mansyur Bin Usman bersama Tgk Bukhari bin Ibrahim (Ketua Sosialiasi Ummah Bansigom Aceh), Azhar (Tim Permebam), Tgk Muhammad Diah Ibrahim (Ketua Masyarakat Aceh Klang Selatan), dan Saaduddin M Yusuf (Ketua Masyarakat Klang Utara) usai meninjau lokasi kebakaran, menggelar shalat Ghaib untuk Abu Tumin di Meunasah Al Asyi.

Haji Muhammad Amin atau yang akrab dipanggil dengan Abu Tumin, wafat pada Selasa, 27 September 2022 pukul 15.45 WIB di Rumah Sakit Fauziah Bireuen.

Ulama besar ini wafat pada saat umur beliau genap 90 tahun, 1 bulan, dan 10 hari.

Kepergian Abu Tumin membuat seluruh masyarakat Aceh termasuk warga Aceh yang berada di Malaysia berduka.

Shalat ghaib untuk Abu Tumin digelar di setelah dilaksanakannya shalat zuhur yang diimami oleh Imam Meunasah Al-Asyi, Tgk Amri bin Abdullah dari Awe Getah, Matang Geulempang Dua, Bireuen.

Baca juga: Lokasi Kebakaran Hutan di Aceh Jaya Sulit Diakses, BPBK Pantau Agar Api tidak Mendekati Pemukiman

Tgk Amri merupakan alumni Darul Munawwarah Kuta Kreung, Pidie Jaya.

“Jamaah dan masyarakat setempat semua shalat ghaib untuk Abu Tumin setelah shalat Zuhur,” kata Datuk Mansyur.

Ia mengatakan, Abu Tumin sering diundang oleh warga Aceh di Malaysia untuk mengisi Tausiyah di Meunasah tersebit.

“Setiap dua bulan sekali pasti datang ke sini karena permintaan masyarakat setempat,” tambahnya.

Diungkapkan Datuk Mansyur, setiap kali Abu Tumin mengisi ceramah di meunasah tersebut, jamaah yang hadir sampai 300 orang lebih. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved