Konflik Rusia vs Ukraina
Hasil Referendum di 4 Wilayah Ukraina, Mayoritas Warga Pilih Gabung dengan Rusia
Badan jajak pendapat lokal di wilayah Zaporizhzhia selatan mengatakan 93,11 persen pemilih didapati memilih aneksasi Rusia
Dilansir dari Reuters, pemungutan suara yang diatur dengan tergesa-gesa telah berlangsung selama lima hari di Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson yang bersama-sama membentuk sekitar 15 persen wilayah Ukraina.
Menurut pejabat yang ditunjuk Rusia, penghitungan suara dari hasil lengkap pada Selasa di empat provinsi berkisar antara 87 persen hingga 99,2 persen mendukung bergabung dengan Rusia.
Ketua majelis tinggi parlemen Rusia mengatakan pihaknya mempertimbangkan aneksasi pada 4 Oktober.
“Hasilnya jelas. Selamat datang di rumah, ke Rusia!,” ucap Dmitry Medvedev, mantan presiden yang kini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia dan sekutu Presiden Vladimir Putin di Telegram.
Di empat wilayah pendudukan, pejabat yang ditempatkan Rusia mengantar kotak suara dari rumah ke rumah.
Sementara, Ukraina dan Barat menyebut pejabat pro-Rusia itu telah melakukan pemaksaan yang tidak sah untuk menciptakan dalih hukum bagi Rusia untuk mencaplok empat wilayah Ukraina.
"Lelucon di wilayah pendudukan ini bahkan tidak bisa disebut tiruan dari referendum," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato video malam yang dilakukan secara rutin sejak invasi Rusia ke Ukraina, pada Selasa.
Baca juga: Ribuan Warga Rusia Antre Panjang Masuk Mongolia, Hindari Mobilisasi Parsial
Seruan AS
Utusan AS di PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyampaikan Amerika Serikat (AS) akan memperkenalkan resolusi di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyerukan negara-negara anggota untuk tidak mengakui perubahan apa pun di Ukraina dan mewajibkan Rusia untuk menarik pasukannya.
"Referendum palsu Rusia jika diterima akan membuka kotak pandora yang tidak bisa kita tutup," kata dia pada pertemuan dewan.
Rusia sendiri memiliki kemampuan untuk memveto resolusi di Dewan Keamanan, tetapi Thomas-Greenfield mengatakan itu akan mendorong Washington untuk membawa masalah tersebut ke Majelis Umum PBB.
Sementara itu, Wakil Duta Besar Inggris untuk PBB James Kariuki berpendapat setiap referendum yang diadakan di bawah kondisi berhadapan dengan laras senjata, tidaklah akan pernah bisa mendekati bebas atau adil.
Di sisi lain, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan dalam pertemuan itu bahwa referendum dilakukan secara transparan dan menjunjung tinggi norma-norma pemilu.
"Proses ini akan berlanjut jika Kyiv tidak menyadari kesalahannya dan kesalahan strategisnya dan tidak mulai dipandu oleh kepentingan rakyatnya sendiri dan tidak secara membabi buta melaksanakan kehendak orang-orang yang memainkannya," kata dia.
Baca juga: 194.000 Warga Rusia Dikabarkan Kabur ke Negara Tetangga, Tolak Mobilisasi Berperang ke Ukraina
Baca juga: 1.044 KK Miskin di Pidie belum Bisa Terima BLT BBM, Dana Bantuan Dikirim Kembali ke Jakarta
Baca juga: Gangguan Gajah, Harimau sampai Pertashop - LIVE UPDATE ACEH Rabu (28/9/2022)
Kompas.com: Hasil Referendum di 4 Wilayah Ukraina Mengarah ke Gabung dengan Rusia