Berita Banda Aceh
224 Gampong di Aceh Mandiri, Namun belum IPD Tertinggi, Begini Pengelolaan Dana Desa Harus Dilakukan
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong atau DPMG Aceh, Dr Zulkifli, menyampaikan hal ini, Jumat (30/9/2022).
Penulis: Herianto | Editor: Mursal Ismail
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong atau DPMG Aceh, Dr Zulkifli, menyampaikan hal ini, Jumat (30/9/2022).
Laporan Herianto | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sebanyak 224 gampong di Aceh berstatus Desa Mandiri.
Jumlah itu baru 3,4 persen dari 6.497 gampong di Aceh
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong atau DPMG Aceh, Dr Zulkifli, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Jumat (30/9/2022).
"Dari 224 Desa Mandiri itu, belum ada Desa Mandiri yang kita temukan kondisi pengelolaannya seperti Desa Peliatan di Bali," kata Dr Zulkifli yang baru saja melakukan studi banding ke Desa Peliatan, Bali.
Zulkifli menyebutkan desa-desa Mandiri di Bali, focus dengan sumber potensi ekonomi lokal yang mau dijadikan mata pencaharian mayoritas penduduk desanya.
Misalnya desanya mau difokuskan menjadi desa wisata, program pembangunan dana desanya ditujukan untuk pendukung fasilitas wisata desanya.
Selain itu, masyarakatnya mendukung, tidak hanya dengan mulut, tapi aksi di lapangan. Rasa gotong royong masyarakatnya sangat tinggi.
"Ini salah satu faktor keberhasilan Desa Mandiri di Bali,” pungkas Zulkifli.
Baca juga: Dua Gampong di Lhokseumawe Ditetapkan Sebagai Desa Mandiri, Ini Keuntungannya
Pejabat Aceh Belajar Kelola Desa Mandiri ke Bali, Begini Cara di Sana Dapat IPD Tertinggi dan Hadiah
Seperti diberitakan Serambinews.com sebelumnya, pejabat enam Kepala Satuan Kerja Pemerintah Aceh atau SKPA melakukan studi banding atau belajar ke Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, 27-29 September 2022.
Desa Peliatan adalah salah satu desa di Bali yang sudah bersatus Desa Mandiri dan memiliki Indek Pembangunan Desa atau IPD Tertinggi.
Pejabat enam SKPA yang studi banding ke Bali itu, yakni dari Bappeda Aceh, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG), Badan Pengelola Keuangan Aceh (BPKA), Dinas Permukiman.
Kemudian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Biro Pembangunan Setda Aceh.
Kepala Bappeda Aceh, H T Ahmad Dadek, SH, MH, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Jumat (30/9/2022).
Baca juga: 61 Gampong di Lhokseumawe belum Cairkan Dana Desa Tahap Tiga, Ini Kendalanya
“Misi dan tujuan studi banding itu untuk belajar cara mengelola dana desa menjadi desa mandiri yang kemudian memiliki Indek Pembangunan Desa Tertinggi,” kata Ahmad Dadek.
Dalam kunjungan tersebut, kata Kepala Bappeda Aceh, H T Ahmad Dadek, Tim dari Pemerintah Aceh, disambut Camat Ubud, Wayan Suwiya dan Perbekel Peliatan atau Kepala Desa, Dwi Sutariyanto.
Kepala Desa Peliatan, Dwi Sutariyanto, kepada Tim Pemerintah Aceh mengatakan atas kesuksesan desanya menjadi Desa Mandiri yang memiliki IPD Tertinggi, maka dapat hadiah dari pemerintah Rp 150 juta.
Kata Ahmad Dadek, atas penjelasan ini membuat Tim dari Pemerintah Aceh kaget karena desa-desa berprestasi di Bali, diberikan bonus tambahan dana desa dari pemerintah.
Pasalnya, kata Ahmad Dadek, informasi awal yang mereka diterima desa-desa yang sudah berstatus Desa Mandiri dan memiliki Indeks Pembangunan Desa Tertinggi, alokasi dana desanya akan dikurangi.
"Rupanya informasi itu tidak benar,” ujar H T Ahmad Dadek.
Ahmad Dadek mengatakan studi banding Tim dari Aceh itu untuk belajar dan mencari tambahan pengetahuan dalam mengelola data pemerintahan desa untuk pembangunan.
Kemudian mengubah pola pikir kepala desa, perangkat desa dan masyarakat, bagaimana mengelola dana desa untuk pembangunan kesejahteraan masyarakat.
Mulai dari bidang ekonomi, pendididikan, agama, sosial, ekologi dan lainnya, sejalan mulai menurunnya penerimaan dana Otsus Aceh..
Camat Ubud, Wayan Suwiya mengatakan, bahwa pariwisata menjadi andalan utama desa-desa di Kecamatan Ubud.
Dana desanya dimanfaatakan untuk pengembangan pariwisata desa, sehingga kegiatan pertaniannya, mulai terpinggirkan.
Kades Dwi mengatakan, sebelum terjadi bencana pandemi covid 2020 – 2021, di desanya orang datang untuk berwisata sangat ramai, sehingga polisi mengalami kesulitan untuk mengurai kemecaten kendaraan bermotor.
Tapi ketika bencana pandemi Covid-19 melanda dunia, kunjungan pariwisata ke desa itu menurun drastis, tapi kini mulai kembali bangkit dan sudah ramai lagi.
Ada beberapa kegiatan utama yang dilakukan desa-desa mandiri di Bali untuk mencapai Indek Pembangunan Desa (IPD) tertingginya.
Misalnya untuk peningkatan mutu ekologi, melaksankan gerakan sosial, menjaga lingkungan dari serakan sampah.
Berikutnya membuat resapan air hujan atau biopori dan kegiatan kebersihan lainnya untuk memberikan kesenangan dan kenyaman orang berkunjung ke desa-desa wisata mandiri di Kecamatan Ubud. (*)