Kesehatan

Lesti Kejora Alami KDRT Hingga Dibanting, Bagaimana Nasib Bekas Luka Operasi Sesarnya? Ini Kata Ahli

Usai KDRT yang dialami Lesti, tak sedikit warganet menanyakan bagaimana nasib bekas luka operasi sesar yang ada pada tubuh Lesti.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
Kolase Serambinews.com/IG @lestykejora
Dokter Spesialis Kebidanan Penyakit Kandungan, dr Riza Sufriadi Sp Og berbicara soal nasib bekas luka operasi sesar yang dialami pedangdut Lesti Kejora usai mengalami KDRT. 

Lesti Kejora Alami KDRT Hingga Dibanting, Bagaimana Nasib Bekas Luka Operasi Sesarnya? Ini Kata Ahli 

SERAMBINEWS.COM - Penyanyi dangdut Lesti Kejora baru saja mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan suaminya, Rizky Billar. Usai kejadian tersebut, tak sedikit orang menanyakan bagaimana nasib bekas luka operasi sesar yang ada pada tubuh Lesti.

Lesti Kejora menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suaminya, Rizky Billar pada 28 September 2022 malam.

Menjadi korban KDRT, Lesti melayangkan laporan ke Polres Metro Jakarta Selatan pada Rabu (28/9/2022).

Dalam laporan polisi bernomor LP/B/2348/IX/2022/SPKT/Polres Metro Jakarta Selatan/Polda Metro Jaya, Lesti Kejora mengungkapkan pengakuannya.

Lesti menggakui dirinya telah dibanting hingga dicekik oleh Rizky Billar.

Tak hanya sekali, bahkan Lesti diperlakukan kasar secara berulang.

Baca juga: Dilaporkan Kasus KDRT, Terungkap Respon Rizky Billar, Suami Lesti Dikecam KPI dan Inul Daratista

Akibatnya, Lesti mengaku tangan kanan, bagian kiri leher serta bagian tubuh lainnya terasa sakit.

Atas kejadian KDRT ini, banyak warganet yang sangat menyayangkan perlakuan kasar yang dilakukan Rizky Billar terhadap istrinya.

Apalagi mengingat Lesti belum genap setahun melahirkan dengan melalui prosedur operasi sesar (Caesarean section).

Sebagai informasi, Lesti melahirkan anak pertamanya, Muhammad Leslar Al-Fatih Billar pada pada 26 Desember 2021.

Belum genap setahun usia sang anak, kini Lesti mendapati perlakuan kasar dari sang suami.

Lantas, bagaimana nasib bekas luka operasi sesar yang dialami Lesti setelah dirinya mendapat tindak KDRT?

Baca juga: Pasca Laporkan Suaminya, Lesti Kejora Belum Bicarakan Perceraian, Ia Fokus Pulihkan Kondisinya

Menurut Dokter Spesialis Kebidanan Penyakit Kandungan, dr Riza Sufriadi Sp Og saat dikonfirmasi Serambinews.com, Sabtu (1/10/2022), ia mengatakan karena proses operasi sesarnya sudah lama, sehingga KDRT tidak berpengaruh terhadap luka bekas operasi sesar tersebut.

Hanya saja sambung dokter yang kini berprofesi di RSUD Pidie Jaya itu mengatakan, tindak KDRT sangat berpengaruh terhadap proses menyusui terlebih dalam hal produksi Air Susu Ibu (ASI) dan berpengaruh terhadap tumbuh kemang sang anak ke depannya.

"Krn SCnnya udah lama, masalah KDRT gak begitu berpengaruh terhadap luka SC, tp untuk menyusui dan tumbuh kembang anak yg sangat berpengaruh," ujar dr Riza Sufriadi Sp Og.

Kepada Serambinews.com, dr Riza Sufriadi memberikan informasi yang perlu diketahui tentang fase penyembuhan luka pasca operasi sesar.

Dalam penjelasannya, setiap luka termasuk luka pasca operasi sesar akan melewati 4 Fase.

Fase pertama adalah fase Hemostasis.

Baca juga: Lesti Kejora Fokus Pulihkan Kondisinya, Belum Bicarakan Perceraian dengan Rizky Billar

Fase ini merupakan hari pertama luka, dimana akan terjadi mekanisme alami tubuh untuk menghentikan darah yang keluar dari luka.

Kedua, fase Inflamasi.

Pada fase ini terjadi di hari kedua sampai hari keempat, luka yang telah dihentikan darahnya akan terasa bengkak dan merah.

Selanjutnya fase proliferasi.

Pada hari ke-5 sampai hari ke-21, tubuh akan membentuk jaringan baru untuk menyambung luka.

Kemudian fase maturasi.

Fase ini terjadi di atas hari ke-21 sampai 4 bulan bahkan 1 tahun. Fase ini akan terjadi penyesuaian dengan jaringan sekitarnya.

Dalam hal ini, Lesti Kejora belum sampai satu tahun usai operasi sesar, artinya ia masih mengalami fase maturasi.

Menurut dr Riza Sufriadi, selama 4 Fase penyembuhan tersebut sangat dibutuhkan nutrisi, protein dan vitamin untuk seorang ibu.

Selain itu, penting juga sang ibu dalam suasana bahagia alias tidak stres.

"Menjaga kebersihan luka dan dianjurkan banyak bergerak. Ibu harus dalam suasana bahagian dan tidak boleh stres," sambungnya.

Begitu pula pada saat pasca persalinan baik secara normal atau sesar, peran suami sangat penting dalam mendukung penyembuhan luka, menyusui dan tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun psikologis.

Dukungan psikologis, kedekatan dan keintiman emosional si ayah dengan ibu akan mempengaruhi jumlah dan kualitas ASI.

Semakin banyak jumlah dan semakin bagus kualitas ASI akan semakin baik untuk bayinya.

Jika sang ibu mengalami stres dan gangguan psikologis terlebih lagi KDRT seperti halnya yang dialami Lesti, hal ini berisiko terjadinya gangguan produksi ASI, menurunnya kualitas ASI hingga berpengaruh terhadap tumbuh kembang fisik dan emosional bayi.

"Terlebih lagi KDRT akan menyebabkan gangguan produksi ASI dan kualitasnya. Efek negatif dari KDRT juga sangat buruk untuk tumbuh kembang fisik dan emosional bayi. Bahkan jangka panjangnya bisa sampai berefek stunting pada bayinya," pungkasnya. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved