Berita Banda Aceh

Kalau Usia Sudah 40 Tahun Wajib Periksa Kondisi Jantung

Seseorang sudah mencapai usia 40 tahun, baik pria maupun wanita, dia sudah wajib mendatangi dokter ahli jantung untuk memeriksa

Editor: bakri
SERAMBI FM/ARDI
Dokter Spesialis Gizi Klinik, Mutia Winanda dan Ketua Yayasan Jantung Indonesia Cabang Aceh, dr M Ridwan, MAppSc, Sp. JP(K)-FIHA, menjadi narasumber talkshow bersama Unicef Perwakilan Aceh dan Flower Aceh, dengan tema “Gizi yang Tepat untuk Jantung Sehat” di Radio Serambi FM 90.20, Jumat (30/9/2022) petang. Talkshow dipandu Wartawan Harian Serambi Indonesia Yarmen Dinamika. 

BANDA ACEH - Dokter Muhammad Ridwan MAppSc, Sp.JP(K)-FIHA mengatakan, jika seseorang sudah mencapai usia 40 tahun, baik pria maupun wanita, dia sudah wajib mendatangi dokter ahli jantung untuk memeriksakan kondisi jantungnya.

Bagi pemuda atau pemudi yang baru berumur 30 tahun, memeriksakan jantung itu sifatnya opsional.

"Hanya dianjurkan, tapi tidak diwajibkan.

Berbeda dengan orang yang memasuki usia 40 tahun, itu sudah wajib cek jantung," kata Ketua Yayasan Jantung Sehat Cabang Aceh itu dalam talkshow radio di Studio Serambi FM, Jumat (30/9/2020) sore.

Talkshow satu jam tersebut terselenggara atas kerja sama Unicef Perwakilan Aceh dan Flower Aceh sebagai mitra pelaksana, serta Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Aceh.

Talkshow ini pun dilaksanakan dalam rangka peringatan Hari Jantung Sedunia yang jatuh pada 29 September 2022.

Narasumber lainnya yang tampil bersama dr Muhammad Ridwan mengisi talkshow tersebut adalah dr Mutia Winanda, M.Gizi, Sp.GK.

Selain dokter spesialis gizi klinik, Mutia juga merupakan personel Pengurus Aceh Peduli Air Susu Ibu (ASI).

Talkshow yang dipandu Wartawan Harian Serambi Indonesia, Yarmen Dinamika, ini mengusung tema Gizi yang Tepat untuk Jantung Sehat.

Baca juga: Kisah Tragis Bocah Palestina Berusia 7 Tahun, Meninggal Gagal Jantung saat Dikepung Pasukan Israel

Baca juga: Gagal Operasi, Arfan Maulana Pasien Bocor Jantung Asal Ulee Kareng Meninggal Dunia

Menurut dr Ridwan, ada beberapa alasan mengapa seseorang yang menginjak usia 40 tahun perlu segera cek jantung.

Pertama, untuk mengetahui lebih dini kondisi jantungnya.

Kalau ada apa-apa atau ada kelainan metabolik, apalagi komplikasi, maka cepat terdeteksi dan penanganan yang tepat bisa segera dilakukan.

Kedua, ibarat mesin mobil kalau sudah lama dipakai, maka perlu diservis.

"Begitu juga jantung, kalau dipakai selama 40 tahun, maka perlu ada waktu untuk dicek keandalannya atau disetting ulang.

Semakin cepat kita ketahui keluhannya, maka makin cepat ditangani," ujarnya.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh ini mengatakan, banyak di antara warga yang kurang memahami arti penting jantung bagi kehidupan.

"Ada satu organ di dalam tubuh yang detak pertamanya menandai awal kehidupan manusia di rahim ibunya dan saat ia berhenti berdetak menandakan berakhirnya kehidupan manusia, itulah jantung," kata Ridwan.

Ia juga menambahkan bahwa musik pertama yang didengar manusia dalam hidupnya adalah detak atau irama jantung ibunya.

Sebagai dokter praktik, Ridwan mengaku punya beberapa pasien yang baru mendatangi dokter pada saat kondisi jantungnya justru sudah parah, sudah terlambat.

Baca juga: Berikut, Tanda Awal pada Wanita Sebelum Serangan Jantung, Tiba-tiba Alami Gangguan Tidur

"Ini yang perlu kita beri penyadaran bahwa memeriksakan jantung lebih dini itu lebih baik supaya kita cepat tahu kalau ada kelainan atau sumbatan di pembuluh darah," ujarnya.

Ketua Yayasan Jantung Indonesia Cabang Aceh ini juga merinci tentang gejala penyempitan pembuluh darah.

Menurutnya, penyempitan pembuluh darah bisa terjadi, antara lain, karena kebiasaan merokok (termasuk merokok elektrik/vape), tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, kadar kolesterol tinggi, gaya hidup sedenter (minim gerak), pola makan tidak sehat, stres berkepanjangan, dan diabetes melitus.

Ridwan juga mengatakan masyarakat awam perlu tahu juga tentang gejala serangan jantung akut yang harus segera ditangani.

"Jika di dada ada rasa nyeri yang hilang timbul, tapi setelah setengah jam tak juga hilang, bahkan nyerinya menjalar ke leher atau ke lengan, maka orang dengan gejala seperti ini langsung saja bawa ke rumah sakit, sebelum terlambat," kata Ridwan.

Menurut Ridwan, sebagai langkah awal terhadap pasien yang mengalami henti jantung, bisa juga dilakukan pijat jantung oleh yang mengerti.

Sementara itu, dr Mutia mengatakan, obesitas juga bisa memicu terjadinya penyakit jantung, di samping tinggi konsumsi gula, minyak makan, dan garam.

"Maksimal kita boleh mengonsumsi garam dalam sehari semalam adalah 1 sendok teh.

Tapi seringnya kita masih makan garam lagi dari makanan yang diproses, misalnya kecap, saus, dan MSG," ujarnya.

Mutia mengingatkan bahwa gizi itu berhubungan erat dengan kondisi jantung.

Baca juga: Polwan Bikin Ulah, Labrak & Aniaya Pacar Adik, Bentak Pak RW Hingga Serangan Jantung dan Meninggal

Pola makan yang tidak baik, tinggi konsumsi garam dan gula, tinggi lemak tak jenuh, miskin serat, ditambah kebiasaan merokok dan kurang olahraga, hal itu dapat memicu sakit jantung.

Sebaliknya, pola makan yang sehat, gizi seimbang, cukup serat, pemilihan lemak yang baik, mengurangi konsumsi gula, garam, dan makanan yang digoreng lama, semua itu dapat mencegah dari kemungkinan sakit jantung.

Banyak mengonsumsi sayur dan buah itu juga baik untuk jantung.

"Kalau kita makan sepiring nasi, maka seperempatnya harus diisi dengan sayuran dan buah," ujar Mutia.

Selain itu, kata Mutia, mengonsumsi ikan, unggas, dan sayuran jauh lebih baik dibanding mengonsumsi daging sapi, kerbau, atau kambing.

Mutia juga menegaskan bahwa makanan yang direbus dan disangrai jauh lebih sehat dibanding dengan yang digoreng, apalagi digoreng lama sampai garing.

"Semakin lama ikan atau makanan digoreng, maka semakin banyak ia menyerap minyak dan itu tidak baik bagi kesehatan.

Zat nutrisinya pun semakin berkurang," kata Mutia Winanda.

Pola makan sehat itu, kata Mutia, tidak mesti mahal.

Yang penting, mudah dijangkau dan memenuhi standar gizi seimbang.

Ia sarankan, untuk jantung yang sehat, makanlah ikan dan unggas, sereal, minyak zaitun, dan kacang-kacangan daripada harus makan daging ternak.

"Tidak merokok, tidur yang cukup, dan berolahraga," demikian Mutia Winanda.(dik)

Baca juga: Manfaat Minum Teh, Ternyata Juga Bisa Mengontrol Berat Badan dan Kesehatan Jantung

Baca juga: RSUD Meuraxa Latih Tenaga Kesehatan tentang Penanganan Darurat Pasien Jantung

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved