Polisi Tembakkan Gas Air Mata saat Ricuh Arema FC Vs Persebaya, Ternyata Langgar Aturan FIFA
Pihak keamanan yang berusaha mengurai massa yang turun ke lapangan menembakkan gas air mata.
129 orang dilaporkan meninggal dunia
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali menyebut insiden di Stadion Kanjuruhan tidak boleh dibiarkan dan harus diinvestigasi, Minggu (2/10).
Pernyataan Zainuddin tersebut disampaikan menanggapi kerusuhan yang terjadi di Satdion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10) usai laga Arema FC vs Persebaya.
Menurut Menpora, berdasarkan informasi yang diterimanya, ada sebagian supoter atau pendukung dari klub yang kalah dan tidak bisa terima kekalahan itu.
Kemudian mereka melampiaskan kekesalan dan kemarahan, dan akhirnya terjadilah tragedi yang menewaskan 129 orang ini, termasuk dua anggota Polri.
“Tentu ini harus diinvestigasi, tidak boleh dibiarkan, ini harus kita investigasi, dan harus ini menjadi yang terakhir, karena ini korbannya besar,” kata Zainuddin dalam Breaking News di Kompas TV, Minggu (2/10) pagi.
Saksi Selamat Mengisahkan Detik-detik Kericuhan Kanjuruhan Malang dari Dalam hingga Luar Stadion
Baca juga: Harga Emas Hari Ini, Segini Rincian Harga Emas Per Gram Minggu (2/9/2022)
Baca juga: Tragedi Kelam Sepakbola Seusai Laga Arema FC vs Persebaya versi Polisi
Baca juga: Diduga Lakukan KDRT, Indra Bekti: Tak Sangka Rizky Billar Tega Pukuli dan Selingkuhi Lesty Kejora
Kompastv: Polisi Tembakkan Gas Air Mata saat Ricuh Arema FC Vs Persebaya, Ternyata Langgar Aturan FIFA