Kisah Pilu Ibu Muda, Suami dan Anaknya Tewas Tragedi Kanjuruhan Diduga Sesak Nafas kena Gas Air Mata
Seorang balita umur tiga tahun meninggal dunia usai tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Seingatnya, insiden kerusuhan tersebut terjadi seusai peluit panjang pertandingan dibunyikan, sekitar pukul 22.00 WIB.
Para pemain kedua belah pihak kesebelasan yang berlaga bergegas memasuki pintu utama ruang ganti Stadion Kanjuruhan.
Di momen itu, sejumlah penonton yang berupaya menaiki pagar pembatas tribun, berhasil merangsek masuk menyusuri tengah lapangan pertandingan.
Psikologis massa suporter yang saat itu kecewa dengan kekalahan Arema FC mendadak makin keruh. Ratusan aparat yang semula bersiaga di sudut-sudut area stadion, mulai menyebar dan mengejar setiap suporter yang terpantau berlarian.
Entah dari mana asalnya beberapa selongsong gas air mata beterbangan ke arah area tribun 13, tribun yang menjadi tempat Elmiati bersama suami yang sedang mendekap anaknya dalam gendongan, menonton laga Derbi Jatim tersebut.
"(Lontaran bola gas air mata) iya ke arah tribun. Lontaran itu masuk ke kerumunan penonton. Suami saya mengajak pulang, ayo pulang aja selak adik keno gas (keburu anak terkena gas). Posisi itu sudah ricuh," ujarnya saat ditemui SURYA.CO.ID di kediamannya, kawasan Blimbing, Malang, Senin (3/10/2022)
Keluarga kecil itu berjalan menyusuri tangga tribun yang juga menjadi tempat mereka semula masuk untuk menonton.
Kepanikan karena gas air mata tersebut, membuat semua orang di atas tribun 13 itu memiliki pikiran yang sama dengan Elmiati dan sang suami. Yakni memanfaatkan tangga tribun tersebut untuk keluar menghindari kepungan gas air mata.
Ternyata, di tangga tersebut, terdapat ratusan orang yang berjejal. Nahas, Elmiati, suami dan balita mereka terlanjur merangsek ke dalam tangga karena terdorong oleh ratusan orang lainnya di belakang mereka.
"Posisi saya ada di pinggir di tangga pegangan biru-biru itu. Suami saya berada di dekat pintu gerbang. Suami saya berada di baris kedua dekat pintu gerbang (yang tertutup)," ungkapnya.
Lantaran terus terdesak merangsek masuk ke dalam tumpukan orang. Elmiati yang semula berdiri di belakang suami, mengaku tiba-tiba kehilangan sosok suami dari pandangan matanya.
Entah di mana keberadaan sang pujaan hatinya itu dan sang anak. Apakah sudah berhasil keluar menyelamatkan diri atau malah terinjak kerumunan.
Tubuh Elmiati juga tergencet di antara tumpukan tubuh penonton. Pada momen serba pelik nan putus asa itu, Elmiati mengaku sempat merasa bahwa di situlah ajalnya akan tiba.
"Saya juga sudah pasrah kalau nanti ikut meninggal, saya meninggal dengan suami dan anak saya, pikiran saya cuma begitu," gumamnya kala itu sembari mengenang.
Apalagi di tengah himpitan ratusan tubuh suporter yang merangsek segala sisi tubuhnya, Elmiati melihat langsung dengan mata kepala sendiri kengerian itu.