Tragedi Kanjuruhan

Soal Gas Air Mata Dalam Tragedi Kanjuruhan, Persatuan Suporter: Penonton di Tribun Kenapa Ditembak?

penembakan gas air mata ke arah tribun itulah yang menjadi pemicu jatuhnya banyak korban jiwa....

Editor: Eddy Fitriadi
Surabaya.Tribunnews.com/Purwanto
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022). Soal Gas Air Mata Dalam Tragedi Kanjuruhan, Persatuan Suporter: Penonton di Tribun Kenapa Ditembak? 

SERAMBINEWS.COM - Banyak pihak sangat menyesalkan penembakan gas air mata ke arah suporter di tribun dalam tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022). 

Salah satunya Ketua Forum Diskusi Suporter Indonesia (FDSI), Helmi Atmaja, yang mengecam aksi tak terpuji di Stadion Kanjuruhan dalam laga BRI Liga 1, Arema FC vs Persebaya itu.

Helmi Atmaja mengatakan, penembakan gas air mata ke arah tribun itulah yang menjadi pemicu jatuhnya banyak korban jiwa.

Persatuan suporter setuju adanya perbaikan secara menyeluruh, tapi secara khusus pihaknya menyoroti tembakan gas air mata ke arah tribun penonton.

"Apakah perlu aparat menembakkan gas air mata ke tribun? Di tribun ada ibu-ibu, anak kecil, kenapa ditembak gas air mata?" ujar Helmi saat menjadi narasumber program Overview Tribunnews, Senin (3/10/2022).

Menurut Helmi, bila aparat ingin mengamankan suporter yang masuk ke dalam lapangan, cukup mengamankan mereka yang masuk dan tidak perlu menembakkan gas air mata ke arah tribun.

"Justru orang masih ada di tribun karena ingin menyelamatkan diri, tidak ikut berbuat rusuh kenapa ditembak?" ungkapnya.

Sakitnya Terkena Gas Air Mata

Helmi juga menceritakan pengalamannya terkena tembakan gas air mata.

Saat itu ia menonton pertandingan Liga 1 2018 di Stadion Sultan Agung Bantul, antara Persija Jakarta vs PSIS Semarang.

"Ada sedikit kericuhan memang, dan saya kaget ketika saya ada di tribun tidak ada kejadian apa-apa, tiba-tiba ditembakkan gas air mata."

"Seketika ribuan penonton berhamburan keluar stadion, kebetulan di stadion Sultan Agung Bantul waktu itu, pintunya terbuka lebar," ungkapnya.

Helmi mengatakan, saat seseorang terkena gas air mata, mata rasanya pedih dan susah melihat.

"Terus juga tenggorokan seperti tercekik, kita berlarian ke segala arah, mencari udara."

"Saya tidak bisa membayangkan ketika peristiwa (di Stadion Kanjuruhan) itu terjadi," ungkap Helmi.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved