Kupi Beungoh
Anies: Politik “Tueng Bila” dan “Tob Abeh” Surya Paloh (II)
KISAH perjuangan Anies Baswedan “selamat” dalam menjalankan tugasnya sebagai Gubernur DKI adalah sebuah prestasi yang menunjukkan sesuatu yang baru
Bedanya kali ini bukan perang fisik, namun misinya tidak kurang kalah dari yang dijalani oleh indatunya.
Tidak hanya Paloh, semua pihak, bahkan mayoritas rakyat Indonesia hai sedang melihat kearah mana negeri sedang bergerak, dan Paloh juga benar apa konsekuensi yang akan ia terima, apalagi terhadap berbagai gerak gerik KPK.

Kesungguhan memasak perkara Formula E Anies Baswedan, tidak ada artinya apa-apa bagi sebagian oknum KPK saat ini.
“Menggoreng” Formula E bagi sebagian oknum mungkin tidak artinya apa-apa, dibandingkan dengan kemampuannya meniadakan dan bahkan menutup habis Kasus E KTP yang menyeret Ganjar dan banyak petinggi partai tertentu lainnya dari memori publik.
Apalagi bila dikaitkan dengan kasus pengadaan Bus Transjakarta ketika Ahok berkuasa.
Apalagi bila dikaitkan dengan misteri hilangnya Harun Masiku yang dalam perjalanan waktu telah membuat publik lupa bahwa ada “orang besar” tertentu dari partai tertentu tak tersentuh sama sekali sampai hari ini.
Apalagi bila dibuka lebih jelas kasus RS Sumber Waras yang dikerjakan Ahok.
Kini spesialisasi sebagian oknum KPK menjadi luar biasa, “menghilangkan dan mengubur habis” apa yang ada dan terbukti di depan mata publik, dan mulai membuat episode baru yang mengarahkan kepada “mengada-ngada yang tiada.”
Statemen KPK pada Rabu (5/10/2022) menunjukkan proyek mengada-ngada itu akan tetap dilanjutkan.
Dan yang dituju sekarang barangkali adalah kesempurnaan tugas suci KPK hari ini untuk mendiskualifikasi Anies sebagai Calon Presiden.
Baca juga: Jadi Capres Anies Tebar Senyum, Surya Paloh: Terbaik dari yang Terbaik
Baca juga: VIDEO Usung Anies Baswedan Capres 2024, Surya Paloh: NasDem Siap Difitnah, Disanjung, dan Dikhianati
Sigo Kheun dan Jurus Top Abeh
Terhadap resiko yang akan dialami oleh Paloh, ia kini keluar dengan sikap Aceh asli yang sudah sangat jarang terjadi.
“Sigo kheun”- hanya satukata, Anies Capres, dan jika Allah mengizinkan Anies Presiden.
Sekalipun Aceh terkenal islami, tanpa hipokrit harus diakui di satu dua tempat tetap saja ada judi kampung-hari ini marak judi online- yang dilakukan oleh warga dengan sangat terbatas.
Sekalipun pekerjaan itu dicela oleh agama, ada sebuah istilah judi Aceh yang sangat terkenal yaitu “top abeh” yang relevan jika digunakan dengan keputusan yang dibuat oleh Paloh pada tanggal 3 Oktober yang lalu.
“Top abeh” sering terjadi ketika permainan sudah berlangsung lama dan tak ada pemenangnya, baik bandar maupun para pemain.
Yang menjadi pelaku “top abeh” biasanya orang yang sudah bosan dengan lamanya permainan, dan segera ingin mengakhiri, termasuk kalau perlu mengalahkan sang Bandar.
Pelaku “top abeh” biasanya akan mengeluarkan semua uang, dan mungkin sejumlah barang berharga, diletakkan dalam gelanggang, sambil berdiri untuk pulang baik ia kalah maupun menang.
Kita tidak tahu siapa “bandar” dalam permainan ini, yang pasti Paloh telah mengeluarkan jurus “top abeh” untuk pencapresaan Anies Baswedan.
*) PENULIS adalah Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca Artikel Kupi Beungoh Lainnya di SINI