Internasional

Iran Laporkan Pengakuan Dua Warga Prancis, Ikut Kobarkan Kerusuhan Buruh Awal Tahun Ini

Pemerintah Iran, Kamis (6/1/2022) menyiarkan pengakuan dua warga negara Prancis, lima bulan setelah ditangkap.

Editor: M Nur Pakar
AP/Justice Ali
Seorang penjaga memukul seorang tahanan di dalam penjara Evin, Iran. 

SERAMBINEWS.COM, PARIS - Pemerintah Iran, Kamis (6/1/2022) menyiarkan pengakuan dua warga negara Prancis, lima bulan setelah ditangkap.

Pejabat serikat guru Prancis Cecile Kohler dan rekannya Jacques Paris ditahan di Iran sejak 7 Mei 2022.

Keduanya dituduh berusaha mengobarkan kerusuhan buruh selama pemogokan guru awal tahun ini.

Pengakuan keduanya muncul, saat Iran sedang bergulat dengan gelombang baru protes yang dipimpin perempuan yang meletus pada 16 September 2022 menyusul kematian Mahsa Amini dalam tahanan.

Wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun itu meninggal setelah ditahan karena diduga melanggar aturan ketat negara tentang bagaimana wanita harus berpakaian.

Iran telah mengumumkan pada 11 Mei 2022, penangkapan dua orang Eropa yang memasuki negara itu dengan tujuan memicu kekacauan dan membuat masyarakat tidak stabil.

Prancis mengutuk penangkapan itu sebagai "tidak berdasar" dan menyerukan pembebasan segera mereka.

Iran kemudian mengatakan telah menangkap dua warga negara Prancis yang memasuki negara itu dengan visa turis.

Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Tuduh Amerika Serikat dan Israel Sebagai Dalang Kerusuhan di Negaranya

Pasangan itu dituduh berserikat dan berkolusi dengan tujuan merusak keamanan negara, kata juru bicara kehakiman Massoud Setayeshi pada Juli 2022.

Sebuah sumber serikat pekerja Prancis kemudian mengidentifikasi mereka bernama Cecile Kohler, dari serikat guru, dan suaminya Jacques Paris.

Dikatakan, keduanya melakukan perjalanan ke Iran untuk liburan Paskah.

Dalam sebuah video yang ditayangkan Kamis (6/1/2022), seorang wanita yang berbicara bahasa Prancis mengaku sebagai Kohler terdengar mengatakan dia agen dari dinas intelijen Prancis DGSE.

Dalam rekaman yang ditayangkan di saluran Al-Alam berbahasa Arab, dia mengatakan pasangan itu berada di Iran untuk mempersiapkan kondisi bagi revolusi dan penggulingan rezim Islam Iran.

Dia mengatakan telah merencanakan untuk membiayai pemogokan dan demonstrasi, bahkan menggunakan senjata untuk melawan polisi.

Baca juga: Raja Salman Minta Masyarakat Internasional Melawan Pelanggaran Iran

Menurut Jacques Paris, yang juga ditampilkan dalam video tersebut, tujuan DGSE untuk menekan pemerintah Iran.”

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved