Internasional
Prancis Marah, Iran Tuduh Dua Warganya Sebar Hasutan dan Sebagai Mata-Mata
Pemerintah Prancis meluapkan kemarahannya atas penangkapan dua warga negaranya oleh Iran.
SERAMBINEWS.COM, PARIS - Pemerintah Prancis meluapkan kemarahannya atas penangkapan dua warga negaranya oleh Iran.
Bahkan, telah dituduh ikut menyebar hasutan untuk melakukan demonstrasi dan sebagai Mata-mata.
Teheran telah menyiarkan rekaman video pasangan itu membuat pengakuan paksa sebagai mata-mata.
Pejabat serikat guru sekolah Prancis Cecile Kohler dan rekannya Jacques Paris ditangkap pada Mei 2022.
Dengan tuduhan mengobarkan ketidakamanan di Iran.
Dalam rekaman TV pada Kamis (6/10/2002) Kohler mengaku menjadi agen dinas intelijen eksternal Prancis di Iran.
Baca juga: Iran Laporkan Pengakuan Dua Warga Prancis, Ikut Kobarkan Kerusuhan Buruh Awal Tahun Ini
Bahkan, mempersiapkan landasan bagi revolusi dan penggulingan rezim Islam Iran.
"Tujuan kami di dinas keamanan Prancis untuk menekan pemerintah Iran," tambahnya.
Video itu memicu kemarahan di Prancis.
"Pementasan dugaan pengakuan mereka keterlaluan, mengerikan, tidak dapat diterima dan bertentangan dengan hukum internasional," kata juru bicara kementerian luar negeri Prancis, Anne-Claire Legendre.
“Masquerade ini mengungkapkan penghinaan terhadap martabat manusia yang menjadi ciri otoritas Iran," jelasnya, seperti dilansir AFP, Jumat (7/10/2022).
"Pengakuan yang diduga diambil di bawah paksaan ini tidak memiliki dasar, juga tidak ada alasan yang diberikan untuk penangkapan sewenang-wenang mereka," tambahnya.
Baca juga: Iran Panggil Duta Besar Inggris, Dituduh Menghasut Demonstrasi
Penampilan pasangan Prancis di TV bertepatan dengan protes anti-pemerintah selama berminggu-minggu atas kematian Mahsa Amini.
Itu juga terjadi sehari setelah debat di senat Prancis di mana semua partai politik mengutuk tindakan keras Iran terhadap protes.
Kelompok hak asasi mengatakan media pemerintah Iran menyiarkan lebih dari 350 pengakuan paksa dari 2010 sampai 2020.
Empat warga negara Prancis dipenjara di Iran dan Prancis sedang menilai apakah satu lagi mungkin telah ditangkap selama protes saat ini.
Dalam sebuah tweet pada 5 Oktober 2022, aktivis Hak Asasi Manusia di Iran dan 19 organisasi hak asasi manusia lainnya menghrim surat terbuka ke Presiden AS Joe Biden.
Mereka berharap AS dapat mengatasi tindakan keras rezim Iran terhadap protes Mahsa Amini dan krisis hak asasi manusia yang sedang berlangsung di Iran.
Baca juga: Warga AS Dibebaskan dari Penjara Iran, Naik Jet Pribadi Ditemani Orang Berpakaian Tradisional Oman
"Rakyat Iran membutuhkan dukungan dari Amerika Serikat dan seluruh komunitas internasional untuk mendapatkan hak dan kebebasan mereka," kata surat itu.(*)