Luar Negeri

OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, AS Marah, Joe Biden Ancam Arab Saudi Akan Ada Konsekuensi

Presiden AS Joe Biden mengatakan, akan ada konsekuensi untuk hubungan Arab Saudi dan AS setelah OPEC+ mengumumkan pemangkasan produksi minyaknya.

Editor: Faisal Zamzami
AFP
Presiden AS Joe Biden 

Khashoggi dibunuh dan dimutilasi oleh agen Arab Saudi di dalam gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turkiye, pada 2018.

Di sisi lain, MBS berkukuh membantah memerintahkan pembunuhan.

 Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, Biden akan bekerja dengan Kongres AS untuk memikirkan seperti apa hubungan dengan Arab Saudi nantinya.

“Dan saya pikir dia akan bersedia untuk memulai percakapan itu segera. Saya tidak berpikir ini adalah sesuatu yang harus menunggu atau harus menunggu, sejujurnya, lebih lama lagi,” ucap Kirby.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Ned Price mengatakan pada Selasa bahwa pemerintahan Biden tidak akan mengabaikan Iran, musuh AS sekaligus saingan Arab Saudi, dalam tinjauan tersebut.

Sebagian besar penjualan senjata AS ke Arab Saudi dilakukan dengan mempertimbangkan ancaman Iran di kawasan itu.

“Ada tantangan keamanan, beberapa di antaranya berasal dari Iran. Tentu saja, kami tidak akan mengabaikan ancaman yang ditimbulkan Iran tidak hanya di kawasan itu, tetapi dalam beberapa hal di luar,” ujar Price.

Baca juga: Sekjen OPEC Mohammad Barkindo Tutup Usia, Jelang Masa Jabatan Berakhir 31 Juli 2022

Rusia Puji Keputusan OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, Dianggap Lawan Kekacauan AS

 Rusia pada Minggu (9/10/2022) memuji OPEC+ atas keputusannya untuk memangkas produksi minyaknya.

Rusia mengatakan, keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak berhasil melawan kekacauan yang ditaburkan oleh AS di pasar energi global. Sebelumnya, OPEC+ mengumumkan pemangkasan produksi minyaknya hingga dua juta barel per hari pada Rabu (5/10/2022).

OPEC+, yang beranggotakan negara-negara pengekspor minyak ditambah Rusia, mengatakan bahwa pemangkasan produksi bertujuan untuk menstabilkan harga minyak dunia.

Keputusan pemangkasan produksi minyak tersebut sebelumnya mendapat tentangan yang keras dari AS, sebagaimana dilansir Reuters.

Kini, keputusan pemangkasan minyak bakal semakin mempertegang hubungan antara Gedung Putih dengan keluarga kerajaan Arab Saudi.

Gedung Putih berusaha keras mencegah OPEC+ mengurangi produksinya.

 Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov memuji keputusan OPEC+ sebagai tindakan yang sangat baik.

Halaman
123
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved