Breaking News

Internasional

Arab Saudi Tanggapi Ancaman Sanksi AS, 'Kami Tidak Gunakan Minyak Sebagai Senjata'

Kerajaan Arab Saudi memberi tanggapan atas ancaman sanksi dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) atas pengurangi produksi minyak.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Organisasi Negara Pengekspor Minyak sepakat untuk memangkas pasokan sebesar 2 juta barel per hari pada 5 Oktober. 

SERAMBINEWS.COM, RIYADH - Kerajaan Arab Saudi memberi tanggapan atas ancaman sanksi dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) atas pengurangi produksi minyak.

Arab Saudi telah memberitahu AS, menunda keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya untuk memangkas produksi akan berdampak negatif bagi dunia.

Kelompok itu, yang dikenal sebagai OPEC+, setuju untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari pada 5 Oktober 2022.

Presiden AS Joe Biden, yang berusaha menghentikan Rusia mengambil untung dari penjualan energi untuk membatasi perang Rusia di Ukraina, menyebut keputusan itu berpandangan sempit.

Biden berjanji akan ada konsekwensi untuk hubungan Arab Saudi-AS, tanpa mengklarifikasi apa yang ingin dilakukan pemerintahannya.

Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan klaim Kerajaan berpihak dalam menyelesaikan konflik internasional.

Baca juga: Arab Saudi Kurangi Produksi Minyak, Ketua Senat AS Desak Pemerintah Bekukan Kerjasama

"Kerajaan mengklarifikasi melalui konsultasi berkelanjutan dengan Pemerintah AS," kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

"Semua analisis ekonomi menunjukkan menunda keputusan OPEC+ selama sebulan, menurut apa yang telah disarankan, akan memiliki konsekwensi ekonomi negatif," tambahnya.

Kerajaan juga menolak pernyataan yang mengkritiknya setelah keputusan OPEC+ pekan lalu untuk memangkas pasokan minyak.

Kemlu Arab Saudi mengatakan kesepakatan antara negara-negara OPEC+ dengan suara bulat untuk berusaha menyeimbangkan pasokan dan permintaan untuk membantu mengekang volatilitas pasar.

Ditambahan, Arab Saudi menolak segala upaya untuk mengalihkannya dari tujuan melindungi ekonomi global dari fluktuasi pasar minyak.

Baca juga: OPEC+ Pangkas Produksi Minyak Bikin Amerika Serikat Geram, Benarkah Kini Arab Saudi Memihak Rusia?

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir memberikan nada bullish dalam sebuah wawancara di CNN pada Kamis (13/10/2022) dengan mengatakan:

“Arab Saudi tidak mempolitisasi minyak."

"Kami tidak melihat minyak sebagai senjata."

"Kami melihat minyak sebagai komoditas kami."

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved