Internasional
Arab Saudi Tanggapi Ancaman Sanksi AS, 'Kami Tidak Gunakan Minyak Sebagai Senjata'
Kerajaan Arab Saudi memberi tanggapan atas ancaman sanksi dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) atas pengurangi produksi minyak.
"Tujuan kami untuk membawa stabilitas ke pasar minyak."
"Catatan kami sangat jelas dalam hal ini, tidak selama beberapa minggu terakhir tetapi selama beberapa dekade terakhir.”
Mengenai dampak pertikaian terhadap hubungan antara Arab Saudi dan AS, dia menambahkan kedua negara memiliki kepentingan permanen, seperti memerangi ekstremisme dan terorisme.
Baca juga: OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, AS Marah, Joe Biden Ancam Arab Saudi Akan Ada Konsekuensi
“Saya tidak percaya hubungan ini rusak, sangat jauh dari itu, hubungan ini sangat kuat,” katanya.
“Kami memiliki hampir 80.000 orang AS yang tinggal dan bekerja di Arab Saudi, kami memiliki hubungan perdagangan dan investasi yang sangat kuat," klaimnya.
Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman juga mengudara dengan mengatakan kepada Bloomberg:
“Prioritas kami saat ini stabilitas di pasar dalam hal permintaan dan investasi.”
Mengenai memprioritaskan keuntungan secara langsung, dia berkata:
“Mantra itu mungkin dapat diterima jika dimaksudkan kami sengaja melakukan ini untuk mendongkrak harga dan itu tidak ada dalam radar kami,"
"Radar kami untuk memastikan mempertahankan pasar.”
Baca juga: Biden Ancam Arab Saudi Karena Turunkan Produksi Minyak
Pernyataan kementerian luar negeri Arab Saudi, mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, mengatakan:
“Menyelesaikan tantangan ekonomi membutuhkan pembentukan dialog konstruktif yang tidak dipolitisasi."
"Secara bijaksana dan rasional mempertimbangkan apa yang melayani kepentingan semua negara."
Dikatakan, Kerajaan menegaskan mereka memandang hubungannya dengan AS sebagai hubungan strategis yang melayani kepentingan bersama kedua negara.(*)