Piala Dunia 2022

Perusahaan Piala Dunia 2022 Qatar Dituduh Biarkan Keluarga Pekerja Migran Terlilit Utang dan Miskin

Perusahaan Qatar yang bertanggungjawab atas pembangunan stadion Piala Dunia 2022 membiarkan pekerja migran dan keluarganya tetap miskin.

Editor: M Nur Pakar
HRW
Orang tua dari Ram Kishun Sahani, seorang pekerja migran Nepal yang meninggal di Qatar tetap dibiarkan terlilit utang. 

SERAMBINEWS.COM, DOHA - Perusahaan Qatar yang bertanggungjawab atas pembangunan stadion Piala Dunia 2022 membiarkan pekerja migran dan keluarganya tetap miskin.

Bahkan, membiarkan keluarga pekerja asing yang meninggal dibiarkan dalam kemiskinan

Pekerja migran yang membantu membangun infrastruktur untuk Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 terlilit hutang.

Khususnya, akibat biaya perekrutan yang terlalu tinggi yang dibebankan oleh agen, lapor Human Rights Watch (HRW), seperti dilansir Arab News, Kamis (20/10/2022).

Selama 12 bulan terakhir, organisasi non-pemerintah itu mewawancarai puluhan pekerja migran dari Bangladesh, India, Kenya dan Nepal.

Termasuk keluarga dari tujuh orang yang kini telah meninggal dunia.

Baca juga: Argentina Minta Qatar Tangkap Wakil Presiden Iran, Terlibat Pembantaian Yahudi di Buenos Aires 1994

Banyak yang mengatakan mereka telah dipaksa dalam jeratan hutang, suatu bentuk kerja paksa, sehingga tidak dapat meninggalkan pekerjaan.

Yang lain mengatakan telah menggunakan semua tabungan, bahkan menjual aset keluarga untuk membayar kembali biaya yang dibebankan oleh perekrut mereka.

Dalam beberapa kasus, keluarga pekerja yang meninggal di Qatar mengatakan mereka dibiarkan menghadapi akibatnya.

Bulani Sahani, ayah seorang pekerja migran dari Nepal yang meninggal di Qatar awal tahun ini, mengatakan berjuang untuk menafkahi cucunya karena hutang yang ditimbulkan putranya.

“Anak saya pergi ke Qatar setelah meminjam uang lebih dari $1.100 dari banyak penduduk desa,” katanya.

“Sekarang semua orang terus menagih utang," katanya.

"Mereka mengatakan, saya pasti menerima kompensasi atas kematian putra saya, tetapi saya belum menerima satu rupee pun," ujarnya.

Baca juga: Qatar Batasi Liputan Media Asing Selama Piala Dunia 2022, Rekaman Video Dimanapun Harus Ada Izin

"Bagaimana saya akan membayar mereka? tanyanya,

"Saya bahkan tidak punya tanah untuk dijual untuk membayar utang," jelasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved