Internasional
Aktivis Iran Diseret di Kantor Kejaksaan, Dikhawatirkan Tidak Bisa Keluar Hidup-Hidup dari Penjara
Seorang aktivis terkenal Iran mengalami penyiksaan saat dihadirkan ke Kantor Kejaksaan dengan kondisi kaki patah.
Termasuk 36 jurnalis, 170 mahasiswa, 14 pengacara dan lebih dari 580 aktivis masyarakat sipil, selain pekerja dan pejabat serikat pengajar.
Roya Boroumand, Direktur Abdorrahman Boroumand Center di Washington mengatakan situasinya diperparah dengan banyaknya tahanan baru yang dibawa ke penjara termasuk Evin dan penjara Fashafouyeh Greater Tehran.
“Kami sangat prihatin dengan perlakuan terhadap para tahanan,” katanya kepada AFP, Jumat (21/10/2022).
Kepadatan berarti tidak ada pilihan selain duduk atau tidur bergantian di area termasuk gym penjara.
Analis mengatakan penangkapan massal menjadi strategi kunci di bawah Ayatollah Ali Khamenei dalam upaya memerangi gelombang protes nasional.
Aksi demo kali ini menjadi salah satu tantangan terbesar bagi sistem Islam Iran sejak revolusi 1979.
Baca juga: Komisaris Tinggi HAM PBB Prihatinkan Tindakan Keras Pasukan Keamanan Iran ke Demonstran
Ronaghi, kontributor Wall Street Journal, selama bertahun-tahun menjadi salah satu kritikus paling berani dari republik Islam yang masih tinggal di negara itu.
Pasukan keamanan melakukan upaya pertama untuk menangkapnya pada 22 September 2022.
Saat itu, dia memberikan wawancara langsung ke TV Internasional Iran, tetapi berhasil menyelinap keluar dari apartemennya.
Dia keluar dari persembunyiannya dua hari kemudian tetapi segera ditangkap bersama dengan pengacaranya.
Setelah kebakaran yang melanda penjara, Ronaghi melakukan panggilan singkat dengan ibunya.
Tetapi hanya bisa mengatakan beberapa kata dan hampir tidak bisa berbicara karena kesehatannya yang buruk, saudaranya Hassan Ronaghi menulis di Twitter.
“Nyawa Hossein dalam bahaya,” tulis Hassan dalam tweet terbarunya.
Setelah kebakaran Evin, Amnesty International mendesak akses bagi pemantau independen untuk melindungi tahanan dari pembunuhan di luar hukum, penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya.”
Aktivis Majid Tavakoli, yang telah berulang kali dipenjara di Iran dalam beberapa tahun terakhir, termasuk setelah sengketa pemilu 2009, tetap di penjara setelah penangkapannya pada 23 September.