Berita Pidie

Dinkes belum Menemukan Kasus Gangguan Ginjal Akut di Pidie, Ini yang Dilakukan Jika Anak Demam

Dinkes terus mengimbau kepada masyarakat supaya senantiasa waspada dan melaporkan gejala yang timbul pada anak jika terjangkit

Penulis: Nur Nihayati | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/NUR NIHAYATI
dr Dwi Wijaya, Sekretaris Dinas Kesehatan di Pidie 

Dinkes terus mengimbau kepada masyarakat supaya senantiasa waspada dan melaporkan gejala yang timbul pada anak jika terjangkit

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Dinas Kesehatan Pidie terus melakukan pemantauan Kasus Gejala Gangguan Ginjal Akut (GGA). Kasus ini dikabarkan menyerang anak usia 0 hingga 18 tahun.

Hingga Senin (24/10/2022) belum ditemukan kasus ini yang terjangkit pada anak di Pidie.

Akan tetapi, pihak Dinkes terus mengimbau kepada masyarakat supaya senantiasa waspada dan melaporkan gejala yang timbul pada anak jika terjangkit kepada petugas kesehatan terdekat.

“Hingga saat ini di Kabupaten Pidie belum ditemukan adanya laporan tentang kasus GGA, Kami terus melakukan pemantauan mengumpulkan informasi dari Puskesmas maupun rumah sakit,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Pidie dr Dwi Wijaya dalam konfrensi pers, Senin (24/10/2022).

dr Dwi Widjaya juga didampingi Kabid SDK Dinkes Pidie, Syamsul Bahri, ST,MT, Kabid P2P Dinkes Pidie, dr Ellya Noer, Subkor Surveillance dan Imunisasi P2P Dinkes Pidie, Ansharullah SKM, dan Subkor Kefarmasian, Ulia Maksum, S.Farm, Apt saat konfrensi pers di Dinas Kesehatan Pidie, Senin (23/10/2022)
dr Dwi Widjaya juga didampingi Kabid SDK Dinkes Pidie, Syamsul Bahri, ST,MT, Kabid P2P Dinkes Pidie, dr Ellya Noer, Subkor Surveillance dan Imunisasi P2P Dinkes Pidie, Ansharullah SKM, dan Subkor Kefarmasian, Ulia Maksum, S.Farm, Apt saat konfrensi pers di Dinas Kesehatan Pidie, Senin (23/10/2022) (SERAMBINEWS.COM/NUR NIHAYATI)

Dokter

r Dwi Widjaya juga didampingi Kabid SDK Dinkes Pidie, Syamsul Bahri, ST,MT, Kabid P2P Dinkes Pidie, dr Ellya Noer, Subkor Surveillance dan Imunisasi P2P Dinkes Pidie, Ansharullah SKM, dan Subkor Kefarmasian, Ulia Maksum, S.Farm, Apt.

Pada kesempatan itu, dijelaskan ada beberapa indikasi GGA yang muncul saat anak di antaranya demam, sesak nafas, penuruan kesadaran, kejang dan urin berkurang atau tidak ada.

Nah di Pidie saat ini yang terjadi adalah paling tinggi kasus campak dari data hingga September 2022 mencapai 1.075 kasus (1 meninggal). Kemudian Demam Berdarah dengue sebanyak 176 kasus, difteri 5 kasus (1 meninggal) dan Pertusis 3 kasus (1 meninggal).

Bagi orangtua yang anak-anaknya mengalami demam sebaiknya diatasi lebih dahulu dengan melakukan kompres di dahi dan juga pergelangan lengan atu ketiak. Kemudian berikan anak air hangat.

Untuk sementara ini, pihak Dinkes juga mengimbau kepada Puskesmas untuk memberikan obat dalam bentuk tablet yang ditumbuk halus. "Kalau tablet kan pahit sebaiknya saat diberikan pada anak dicampur air gula atau juga bisa dengan madu," jelas dr Ellya Noer.

Terkait pelarangan pemakaian obat sirup, Dinkes Pidie juga terus melakukan update data per hari juga berkoordinasi dengan pihak Provinsi dan juga BPOM.

Sehingga, data perkembangan terus berubah-ubah sesuai dengan penelitian dan pengawasan dilakukan.

Di sisi lain, dalam pertemuuan itu dijelaskan surveillance (pengawasan-red) memang melakukan imunisis segala penyakit yang muncul.

Kasus itu kata dia memang sudah muncul pada Agustus 2022 di Gambia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved