Berita Pidie
Dinkes belum Menemukan Kasus Gangguan Ginjal Akut di Pidie, Ini yang Dilakukan Jika Anak Demam
Dinkes terus mengimbau kepada masyarakat supaya senantiasa waspada dan melaporkan gejala yang timbul pada anak jika terjangkit
Penulis: Nur Nihayati | Editor: Nur Nihayati
Dinkes terus mengimbau kepada masyarakat supaya senantiasa waspada dan melaporkan gejala yang timbul pada anak jika terjangkit
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Dinas Kesehatan Pidie terus melakukan pemantauan Kasus Gejala Gangguan Ginjal Akut (GGA). Kasus ini dikabarkan menyerang anak usia 0 hingga 18 tahun.
Hingga Senin (24/10/2022) belum ditemukan kasus ini yang terjangkit pada anak di Pidie.
Akan tetapi, pihak Dinkes terus mengimbau kepada masyarakat supaya senantiasa waspada dan melaporkan gejala yang timbul pada anak jika terjangkit kepada petugas kesehatan terdekat.
“Hingga saat ini di Kabupaten Pidie belum ditemukan adanya laporan tentang kasus GGA, Kami terus melakukan pemantauan mengumpulkan informasi dari Puskesmas maupun rumah sakit,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Pidie dr Dwi Wijaya dalam konfrensi pers, Senin (24/10/2022).

Dokter
r Dwi Widjaya juga didampingi Kabid SDK Dinkes Pidie, Syamsul Bahri, ST,MT, Kabid P2P Dinkes Pidie, dr Ellya Noer, Subkor Surveillance dan Imunisasi P2P Dinkes Pidie, Ansharullah SKM, dan Subkor Kefarmasian, Ulia Maksum, S.Farm, Apt.
Pada kesempatan itu, dijelaskan ada beberapa indikasi GGA yang muncul saat anak di antaranya demam, sesak nafas, penuruan kesadaran, kejang dan urin berkurang atau tidak ada.
Nah di Pidie saat ini yang terjadi adalah paling tinggi kasus campak dari data hingga September 2022 mencapai 1.075 kasus (1 meninggal). Kemudian Demam Berdarah dengue sebanyak 176 kasus, difteri 5 kasus (1 meninggal) dan Pertusis 3 kasus (1 meninggal).
Bagi orangtua yang anak-anaknya mengalami demam sebaiknya diatasi lebih dahulu dengan melakukan kompres di dahi dan juga pergelangan lengan atu ketiak. Kemudian berikan anak air hangat.
Untuk sementara ini, pihak Dinkes juga mengimbau kepada Puskesmas untuk memberikan obat dalam bentuk tablet yang ditumbuk halus. "Kalau tablet kan pahit sebaiknya saat diberikan pada anak dicampur air gula atau juga bisa dengan madu," jelas dr Ellya Noer.
Terkait pelarangan pemakaian obat sirup, Dinkes Pidie juga terus melakukan update data per hari juga berkoordinasi dengan pihak Provinsi dan juga BPOM.
Sehingga, data perkembangan terus berubah-ubah sesuai dengan penelitian dan pengawasan dilakukan.
Di sisi lain, dalam pertemuuan itu dijelaskan surveillance (pengawasan-red) memang melakukan imunisis segala penyakit yang muncul.
Kasus itu kata dia memang sudah muncul pada Agustus 2022 di Gambia.
Sehingga pihaknya langsung menginstruksikan petugas Surveillance, namun hingga sekarang di Kabupaten Pidie belum ditemukan adanya kasus GGA.
Sebaliknya kasus yang banyak ditemukan diderita oleh anak-anak di daerah itu, adalah Campak , Demam Berdarah D engue).
Kabid SDK Dinkes Pidie, Syamsul Bahri, ST,MT, menambahkan sejak Jumat, 21 Oktober 2022 Dinkes Pidie sudah melakukan beberapa langkah, di antaranya imbauan kepada Puskesmas dan rumah sakit, toko obat dan apotek.
Langkah selanjutnya Dinkes Pidie bersama personel Polres Pidie melakukan pengawasan atau pengecekan pada beberapa apotik, dan toko obat di Kabupaten Pidie.
Namun sebut dia, pengecekan itu dilakukan tidak semua toko obat dan apotik, hanya beberapa saja.
Selain itu, kata Syamsul, Dinkes Pidie terus melakukan koordinasi dengan Dinkes Provinsi Aceh dan BPOM.
Subkor Kefarmasian Dinkes Pidie, Ulia Maksum, S.Farm, Apt, dalam kesempatan itu menambahkan sejak adanya kasus tersebut, pihaknya sudah beberapa kali mendapat penjelasan dari BPOM, soal penggunaan obat sirop ataupun obat cair yang mengandung Dietilen Glikol (DEG) maupun Etilen Glikol (EG).
Disebutkan untuk penjelasan pertama dari hasil pengawasan BPOM, terkait sirup obat untuk anak di Gambia-Afrika yang terkontaminasi dengan Dietilen Glikol (DEG) maupun Etilen Glikol (EG), itu untuk hasil pengawasan pertama.
Hasil pengawasan kedua, yaitu penjelasan BPOM tentang sirup obat tentang sirop obat untuk anak di Gambia-Afrika yang terkontaminasi Dietilen Glikol (DEG) maupun Etilen Glikol (EG).
Di dalam penjelasan kedua kata Ulia, BPOM sudah menjelaskan sejumlah obat yang terkontaminasi yang ada di Gambia-Afrika.
Hasil pengawasan BPOM yang keempat, hasilnya ditemukan ada beberapa jenis obat-obatan yang beredar di Indonesia yang diduga mengandung cemaran Dietilen Glikol (DEG) maupun Etilen Glikol (EG).
Karena itu, Ulia Maksum, S.Farm, Apt, memastikan Dinkes Pidie pada Tahun Anggaran (TA) 2022, tidak melakukan pengadaan obat, satu pun dari lima item obat yang menurut hasil pengawasan ke empat, itu tercemar dengan Dietilen Glikol (DEG) maupun Etilen Glikol (EG).(*)
Daftar Produk yang telah dinyatakan mengandung cemaran EG/DEG melebihi ambang batas diumumkan pada 20 Oktober 2022;
1. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml.
2. Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan Dus, Botol @ 60 ml.
3. Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan Dus, Botol @ 15 ml.