Bawang Merah

Harga Cabai Merah dan Bawang Impor India Merosot

Selain cabai merah, harga tomat dari Brastagi Sumut dan Dataran Tinggi Gayo, juga turun dari Rp 10.000/Kg menjadi Rp 6.000/Kg.

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/ HERIANTO
Ibu rumah tangga dan bapak bapak bersemangat membeli cabai merah dan tomat, setelah mendengar harga komoditi itu turun di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, Minggu (23/10). 

Laporan Herianto l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Memasuki minggu keempat bulan Oktober 2022 ini, ada beberapa komoditi bumbu-bumbuan yang mengalami penurunan harga di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar.

Di antaranya cabai merah dari luar Aceh, hari Minggu (23/10) ini, dijual dengan harga murah Rp 20.000/Kg. Sementara harga cabe lokal masih bertahan pada harga kisaran  Rp 27.000/Kg - Rp 30.000/Kg.

Selain cabai merah, harga tomat dari Brastagi Sumut dan Dataran Tinggi Gayo, juga turun dari Rp 10.000/Kg menjadi Rp 6.000/Kg. Bawang merah impor dari India, yang dipasok dari Pelabuhan Belawan Sumut, dijual cukup murah Rp 18.000/Kg.

M Yunus, seorang pedagang cabai merah di Pasar Induk Aceh Besar yang dimintai penjelasannya terkait, merosotnya harga cabai merah memasuki minggu keempat bulan Oktober 2022 ini kepada Serambinews.com Minggu (23/10/2022) mengatakan, harga cabai merah turun, karena cabai merah yang masuk ke Pasar Induk Lambaro pada hari Minggu (23/10) ini, sangat banyak.

Yunus menyebutkan, dirinya pada hari Minggu ini, mendapat pasokan cabai merah dari luar Aceh sebanyak 300 Kg. Pasokan cabe sebanyak itu, bukan hanya dikirim untuk dirinya dari luar Aceh, pedagang cabai merah lainnya yang ada di Pasar Induk Lambaro, juga mendapat kiriman cabe merah yang banyak dari luar Aceh.

Cabai merah yang masuk ke Pasar Induk Lambaro Aceh Besar ini, kata  Yunus, bukan hanya dari Sumut, tapi dari Jawa juga ada, ditambah pasokan cabe lokal dari Pidie dan Blangkejeren, pasokannya jadi berlimpah.

Irwan, pedagang grosir cabai Merah Toko Guha Tujoh yang berdagang di pinggiran pasar Induk Lambaro kepada Serambi mengatakan, pagi ini ia mendapat pasokan cabe merah dari Blangkejeren, Gayo Lues sebanyak 1 ton atau 1.000 Kg.

Cabai merah sebanyak itu, telah dibagi dan disalurkan kembali kepada pedagang cabe lainnya yang menjadi mitra kerjanya di Pasar Induk Lambaro dan beberapa pasar tradisional lainnya di Aceh Besar  dan Banda Aceh.

Pada minggu keempat bulan Oktober ini, kata Irwan, pasokan cabe merah, cabai hijau, cabai rawit, tomat, kentang, wortel, buncis, labu gipang, kol, bawang merah dan bawang putih dari daerah sentra produksinya cukup banyak. Karena banyaknya pasokan, harga jual jadi turun.

Cabai merah lokal kita jual dengan harga Rp 27.000 – Rp 30.000/Kg, cabe hijau Rp 20.000/Kg, cabe rawit Rp 30.000/Kg, tomat Rp 6.000/Kg, kentang Rp 8.000/Kg, wortel Rp 7.000/Kg, buncis Rp 6.000/Kg, bawang merah impor dari India Rp 18.000/Kg, bawang merah lokal Rp 23.000 – Rp 25.000/Kg.

Stok barang tersebut di atas, kata Irwan, di tokoknya saat ini, cukup untuk penjualan tiga sampai lima hari ke depan. Pasokan tambahan dari daerah sentra produksi, setiap hari masuk sekitar 500 Kg – 1.000 Kg.

Pada minggu keempat bulan Oktober ini, ungkap Irwan, mitra kerja dagangnya dari luar Aceh, terus menawarkan pasokan cabai merah, cabai hijau, cabai rawit, bawang merah, tomat, kentang, dari daerahnya dengan harga sedikit lebih rendah dari harga beli komoditi lokal.

Sebagai putra daerah, kata Irwan, tawaran dari daerah luar tetap kita terima, tapi volumenya setengah dari kebutuhan lokal, untuk keseimbangan harga. Sedangkan produk lokal tetap ditampung, supaya petani cabai merah lokal, bawang merah lokal, yang sudah menanam cabe merah dan bawang merah.

"Hasil produksinya masih ada yang menampung, sehingga harga beli ditingkat petani tidak jatuh,” pungkas Irwan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved