Jusuf Kalla Sebut 4 Kriteria Pemimpin Layak Dipilih dalam Pilpres 2024, Penilaian Harus Objektif
Jusuf Kalla menyebut empat kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih pemimpin Indonesia agar bisa membawa negara ini menjadi bangsa yang lebih ma
Menurut dia, masyarakat juga mesti menilai dengan objektif soal kriteria dan nama calon presiden Indonesia pada 2024.
Baca juga: Disanksi Imbas Pernyataan Siap Jadi Capres, Ganjar: Saya Terima Keputusan Ketum Megawati
"Jangan dahulu anti ini anti itu. Kriterianya mana dahulu," pungkasnya.
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Survei Litbang Kompas menunjukkan perolehan suara partai anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mengalami penurunan jika pemilu dilakukan saat ini.
KIB merupakan koalisi yang terdiri atas Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Dalam survei tersebut, Golkar keluar dari tiga besar papan atas dengan hanya memperoleh 7,9 persen suara.
Padahal pada survei yang sama Juni 2022 lalu, Golkar mendapat suara 10,3 persen.
Posisi Golkar digeser oleh Partai Demokrat dengan elektabilitas 14 persen.
Baca juga: Mengagetkan Hasil Survei Capres: Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo, Pemilih NasDem Kemana?
Sedangkan PAN yang memperoleh 3,6 persen pada survei Juni juga mengalami penurunan suara menjadi 3,1 persen. PPP hanya memperoleh 1,7 persen suara.
Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menilai penurunan itu disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, KIB hingga saat ini belum memajang nama calon presiden (capres) dan cawapres yang bakal didukung pada Pilpres 2024.
Sehingga partai anggota koalisi tidak mendapat keuntungan dari efek ekor jas (coat-tail effect).
"Pertama tentu sampai hari ini KIB belum menentukan siapa figur untuk dapat layak dicalonkan capres atau cawapres. Apa implikasinya? implikasinya adalah terhadap coat-tail effect."
"Ini tidak bisa didapatkan oleh KIB karena notabenenya mereka belum punya calon," kata Herry, kepada wartawan, Jumat (28/10/2022).
Faktor berikutnya adalah kemiripan ceruk elektoral. Herry menjelaskan ketiga partai anggota KIB berbagai suara di ceruk yang sama yakni segmen pendukung pemerintah.
Baca juga: Anies Tersenyum saat Ditanya Ketemu Jokowi Bahas Capres, Berikut Penjelasannya
"Kedua ceruk elektoral dari ketiga parpol ini hampir mirip di segmen masyarakat pendukung pemerintah."