Internasional
AS Tuding Rusia Jadikan Bahan Makanan Sebagai Senjata Perang, Krisis Kemanusiaan Semakin Meluas
Amerika Serikat menuding Rusia menjadikan bahan makanan sebagai senjata perang melawan sanksi yang dijatuhkan Barat.
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat menuding Rusia menjadikan bahan makanan sebagai senjata perang melawan sanksi yang dijatuhkan Barat.
Penghentian partisipasi Rusia dalam kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang ditengahi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan memperluas krisis kemanusiaan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menegaskan kebijakan Rusia itu akan membuat harga makanan semakin mahal, seperti dilansir AP, Minggu (30/10/2022).
“Setiap tindakan Rusia mengganggu ekspor biji-bijian yang penting ini, pada dasarnya sebagai pernyataan bagi keluarga di seluruh dunia membayar lebih mahal lagi untuk makanan," katanya.
Blinken menegaskan krisis kemanusiaan, khususnya kelaparan akan membuat dunia semakin parah.
Rusia pada Sabtu (29/10/2022) menangguhkan partisipasi dalam kesepakatan biji-bijian.
Baca juga: NATO Ancam Serang Rusia Jika Tingkatkan Serangan ke Ukraina, Putin Bantah akan Pakai Nuklir
Rusia beralasan, sebagai balasan serangan pesawat tak berawak Ukraina besar-besaran terhadap armadanya di Krimea.
Presiden AS Joe Biden mengecam langkah itu keterlaluan dengan mengatakan akan meningkatkan kelaparan.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina menyerang Armada Laut Hitam dekat Sevastopol di semenanjung Krimea dengan 16 pesawat tak berawak pada Sabtu (29/10/2022) pagi.
Disebutkan, Angkatan Laut Inggris membantu mengkoordinasikan serangan itu.
Inggris mengatakan klaim Rusia meledakkan jaringan pipa Nord Stream bulan lalu tidak benar, tetapi untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan militer Rusia di Ukraina.
Penangguhan itu akan memotong ekspor biji-bijian Ukraina dari pelabuhan-pelabuhan penting di Laut Hitam.
“Tidak ada manfaat dari apa yang mereka lakukan," ujar Biden.
Baca juga: Jurnalis Terkenal Rusia, Putri Vladimir Putin Lari ke Lithuania, Khawatir Ditangkap
"PBB merundingkan kesepakatan itu dan itu harus menjadi akhir dari itu,” tambahnya kepada wartawan di negara bagian asalnya, Delaware.
Kesepakatan itu memungkinkan pengiriman biji-bijian dari Ukraina, salah satu eksportir terbesar di dunia, yang telah dihentikan oleh invasi Rusia.
