Internasional
AS Tuding Rusia Jadikan Bahan Makanan Sebagai Senjata Perang, Krisis Kemanusiaan Semakin Meluas
Amerika Serikat menuding Rusia menjadikan bahan makanan sebagai senjata perang melawan sanksi yang dijatuhkan Barat.
Rusia mengatakan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menangguhkan kesepakatan untuk jangka waktu tidak terbatas.
Dikatakan, Rusia tidak dapat menjamin keselamatan kapal sipil yang bepergian berdasarkan pakta tersebut.
Rusia juga telah meminta Dewan Keamanan (DK) PBB untuk bertemu pada Senin (31/10/2022) mengenai serangan itu, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy menulis di Twitter.
Koordinator PBB untuk pusat koordinasi kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang berbasis di Istanbul - terdiri dari pejabat PBB, Rusia, Ukraina dan Turki.
Baca juga: Habis Kesabaran, NATO Nyatakan Siap Hadapi Rusia, Kerahkan Kapal Induk dan Puluhan Pesawat
Mereka mengatakan lima kapal keluar dan empat kapal masuk telah dengan aman melewati koridor kemanusiaan.
“Ada lebih dari 10 kapal baik outbound maupun inbound menunggu untuk memasuki koridor,” kata Amir Abdulla dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan tidak ada kesepakatan antara para pihak untuk pergerakan kapal pada Minggu (30/10/2022).
Rusia mengatakan telah menangkis serangan itu, tetapi kapal-kapal yang ditargetkan terlibat dalam memastikan koridor gandum keluar dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina.(*)
