Taufiqulhadi Minta Maaf dan Cabut Statemennya
Teuku Taufiqulhadi, meminta maaf kepada masyarakat Aceh atas pernyataannya soal bank konvensional yang telah menimbulkan polemik.
BANDA ACEH - Ketua DPW Partai NasDem Aceh, Teuku Taufiqulhadi, meminta maaf kepada masyarakat Aceh atas pernyataannya soal bank konvensional yang telah menimbulkan polemik.
Ia bahkan menarik pernyataannya yang meminta Pemerintah Pusat agar menghadirkan kembali bank-bank konvensional ke Aceh dengan alasan penguatan ekonomi.
"Dengan ini kami juga menyatakan ‘menarik kembali statemen terkait permintaan kepada pemerintah pusat untuk mengembalikan bank konvensional untuk beroperasi kembali di Aceh’," kata Taufiqulhadi dalam keterangan tertulisnya kepada Serambi, Minggu (30/10/2022).
Taufiqulhadi mengaku merasa telah khilaf dengan menyampaikan pandangan yang ternyata begitu sensitif bagi rakyat Aceh tersebut.
"Dalam pada itu, dengan ini kami sampaikan juga bahwa apa-apa yang telah menjadi statemen kami di media terkait hal tersebut adalah pernyataan dari diri kami pribadi dan tidak terkait dengan pihak manapun, dan sama sekali tidak merepresentasikan Partai NasDem secara organisasional," ujarnya.
Baca juga: Bagian dari Kekhususan Aceh, Komisi III DPRA Sebut Bank Syariah Perlu Diperkuat
Seperti diketahuai, pernyataan Taufiqulhadi yang meminta Pemerintah Pusat mengembalikan bank-bank konvensional ke Aceh dengan alasan penguatan ekonomi ternyata menuai polemik di masyarakat.
"Kekosongan bank-bank konvensional seperti bank Mandiri, BNI, BRI dan lain sangat mengganggu upaya masyarakat Aceh sendiri untuk keluar dari problem ekonomi," kata Taufiqulhadi sebelumnya, Jumat (29/10/2022).
Saat itu, Taufiqulhadi mengurai data statistik yang menyebutkan saat ini Aceh tercatat sebagai provinsi termiskin di Pulau Sumatera, meskipun menggelola anggaran yang banyak.
Begitu juga dengan angkat stunting dan inflasi juga sangat tinggi, serta angka pertumbuhan ekonomi masih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan nasional.
Ternyata, statmen Taufiqulhadi ditanggani pro kontra. Ada yang sepakat, ada pula yang menolak pandangan Ketua DPW Partai NasDem Aceh tersebut. Salah satunya dari Ketua MPU Aceh Tgk Faisal Ali.
Setelah munculnya polemik di publik selama dua hari, Taufiqulhadi kembali menyahuti.
Ia tidak dalam posisi membenarkan diri, tetapi lebih kepada menyampaikan permohonan maaf dan mencabut statemen yang telah disampaikannya.
Baca juga: Pengusaha Aceh Sorot Pelayanan Bank Syariah, Akui Bank Konvensional belum Tergantikan
"Seorang arif pernah berkata bahwa kebebasan yang ada dalam hidup ini pada dasarnya ditujukan untuk menemukan batas-batas. Dalam segala hal terkait apa yang kita miliki, apa yang bisa kita perbuat, atau terkait kapasitas kita, kemampuan kita, semua ada batasannya," tulis Taufiqulhadi pada bagian awal rilisnya.
"Termasuk dengan apa yang disebut dengan kebebasan berpendapat dan berekspresi. Di dalamnya pasti terdapat batasan sampai di mana kepatutan atau keabsahan kita untuk menyampaikan sebuah pendapat atau pandangan," sambung dia.
Menurut mantan anggota DPR RI ini, batasan tersebut tidaklah selalu terkait dengan soal benar atau salahnya sebuah pandangan. Batasan itu juga bisa terkait pada tepatkah pandangan tersebut untuk disampaikan di muka umum.