Berita Banda Aceh
Termotivasi Sumpah Pemuda dan Telaga Tunggal, SKK Migas Menuju Produksi Minyak 1 Juta Barel per Hari
SKK Migas sudah menetapkan target produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 miliar standar kubik (SCF) per hari
Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus, dalam kesempatan itu mengungkapkan bahwa target 1 juta barel dan 12 miliar standar kaki kubik per hari membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat di kawasan Sumbagut.
SATUAN Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sudah menetapkan target produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 miliar standar kubik (SCF) per hari pada tahun 2030 nanti.
Dengan mengusung semangat Sumpah Pemuda dan Telaga Tunggal, target ini diyakini akan tercapai.
Penetapan target tersebut disampaikan Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman, ketika membuka 2nd Northern Sumatra Forum di Medan, Sumatera Utara (Sumut), pada 27-28 Oktober 2022.
Selain diikuti oleh para pegiat eksplorasi minyak dan gas, forum dua hari tersebut juga menghadirkan lima gubernur dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepuluan Riau, serta 18 bupati/wali kota dari wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), termasuk Bupati Aceh Tamiang, Mursil.
Melalui kegiatan ini, SKK Migas ingin menyamakan semangat dan tujuan antara pemerintah daerah, masyarakat, dan seluruh pihak yang terlibat dalam eksplorasi minyak dan gas.
Salah satu pembahasan penting ialah tentang dukungan pemerintah daerah dalam memberi perizinan.
Bahkan, secara khusus SKK Migas menyediakan ruang diskusi CEO Forum Stakeholder Sumbagut yang diikuti seluruh perwakilan gubernur dan 18 bupati/wali kota.
Diskusi ini membahas rencana kerja eksplorasi dan eksploitasi hulu migas di wilayah Sumbagut tahun 2023.
“Kita ingin menyamakan pandangan tentang eksplorasi minyak dan gas, membangun kesamaan dengan visi Presiden,” ungkap Yani.
Secara umum, Yani mengungkapkan, akhir dari 2nd NSF 2022 dinilai berhasil, sehingga oiptimisme produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 miliar SCF per hari pada 2030 akan tercapai.
Baca juga: Bupati Tamiang Bersama 17 Kepala Daerah Penghasil Migas Mendapat Penghargaan dari SKK Migas
Baca juga: SKK Migas Kumpulkan 23 Kepala Daerah, Targetkan Produksi 1 Juta Barel
Dia mengungkapkan, keberhasilan itu tidak terlepas dari semangat hari Sumpah Pemuda dan Telaga Tunggal.
“Kami sengaja membuat acara ini bertepatan pada Hari Sumpah Pemuda, dengan harapan semangat peringatan acara itu mengalir kepada kita semua, dan ternyata berhasil,” jelasnya.
Sementara Telaga Tunggal tidak bisa dipisahkan dalam perjuangan ini.
Telaga Tunggal merupakan sumur minyak pertama yang dieksplorasi Indonesia pada tahun 1885 silam.
Sumur ini terletak di Desa Telaga Said, Kecamatan Seilepan, Kabupaten Langkat, Sumut.
Yani menegaskan, sumur minyak ini menjadi tonggak sejarah dan menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara penghasil minyak.
Bahkan, penetapan target produksi minyak 1 juta barel per hari merujuk pada sumur minyak tertua Indonesia ini.
“Kenapa 1 juta barel, karena di Sumbagut, Chevron mencapai produksi 1 juta,” kata Yani.
Sebagi wujud apresiasi sekaligus memacu semangat generasi muda, SKK Migas sudah melakukan revitalisasi di Telaga Tunggal.
Dia menekankan, Sumbagut memang memiliki masa depan cerah di sektor ini.
Sesuai data yang mereka miliki, Sumbagut memiliki 580 sumur minyak dari total 790 sumur secara nasional.
“Artinya 60 persen sumur minyak Indonesia ada di Sumbagut,” sebutnya.
Sementara itu, Prof Soebroto, begawan migas yang juga Menteri Pertambangan dan Energi tahun 1978-1988 meyakini bahwa industri hulu migas bukan sunset industri dan masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Untuk itu, pemegang kepentingan daerah atau kepala daerah harus mendukung industri migas guna mewujudkan target 1 juta barrel minyak dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030 nanti.
“Selamat berjuang, industri ini masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia dan, industri migas bukanlah sunset industri, tapi sunrise industri,” kata Soebroto yang hadir dalam pertemuan itu secara daring.
Di puncak acara 2nd NSF, SKK Migas memberikan penghargan dan apresiasi kepada 18 kepala daerah di wilayah Sumbagut atas peran aktif mereka dalam mendukung kelancaran hulu migas.
Dukungan pemerintah daerah sangat penting mencapai target produksi minyak 1 juta barel dan 12 miliar standar kaki kubik per hari pada tahun 2030.
Penghargaan itu diserahkan pada malam penutupan 2nd NSF di Medan, Jumat (28/10/2022) malam.
Dari 18 kepala daerah tersebut, empat di antaranya berasal dari Aceh yakni Bupati Aceh Tamiang, Wali Kota Lhokseumawe, Penjabat (Pj) Bupati Aceh Utara, dan Pj Bupati Bireuen.
Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus, dalam kesempatan itu mengungkapkan bahwa target 1 juta barel dan 12 miliar standar kaki kubik per hari membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat di kawasan Sumbagut.
Dia mengungkapkan, Sumbagut saat ini menjadi kunci capaian itu karena 580 sumur minyak atau 60 persen dari total 790 sumur minyak berada di wilayah ini.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Aceh Tamiang Mursil, memastikan daerahnya mendukung sepenuhnya kegiatan eksplorasi.
Namun, dia mengingatkan agar eksplorasi itu tidak merugikan masyarakat.
“Harus seimbang, jangan ada masyarakat yang dirugikan,” pinta Mursil.
Ia mencontohkan komitmen penyaluran dana CSR untuk perbaikan rumah warga miskin sebanyak 10 unit.
Namun, sudah tiga tahun berjalan, komitmen itu baru terwujud pada empat rumah.
“Ini yang kasihan kan masyarakat, saya berharap komitmen tersebut diselesaikan,” harapnya.
Menyikapi hal ini, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus, mengakui ada kendala yang dihadapi, misalnya penerapan UU Cipta Kerja dan fokus pengembangan 580 sumur di Sumbagut.
“Memang di tahun ini (2022) kami roadshow terkait pengembangan 580 sumur.
Tahun depan, nanti kita lakukan pendataan untuk CSR ini,” tutup Rikky. (*)
Baca juga: Seluruh Asset Medco Energi Raih KPI SCM Award dari SKK Migas
Baca juga: SKK Migas-Pertamina EP Rantau Field, Tutup Sumur Ilegal yang Terbakar di Rantau Peureulak