Berita Kutaraja

Mini Factory Incubator USK Kembali Produksi 2 Unit Inkubator Portabel untuk Bayi Prematur di Aceh

Mini Factory Incubator Jurusan Teknik Mesin dan Industri (JTMI) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK) memproduksi 2 unit inkubator portabel.

Penulis: Saifullah | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Mini Factory Incubator JTMI USK memproduksi 2 inkubator yang diserahkan kepada masyarakat melalui Yayasan Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia dan Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh. 

Laporan Saifullah | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Mini Factory Incubator Jurusan Teknik Mesin dan Industri (JTMI) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK) kembali memproduksi 2 unit inkubator portabel.  

Inkubator tersebut diserahkan kepada masyarakat melalui Yayasan Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia dan Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh.

Program ini merupakan pengabdian kepada masyarakat berbasis produk yang didanai oleh LPPM melalui PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) USK tahun 2022.

Produk ini merupakan inkubator yang ketiga buatan Mini Factory Incubator yang sudah ada di USK sejak tahun 2020.

Awalnya Mini Factory Incubator diinisiasi oleh Prof Raldi Artono Koestur, seorang Guru Besar di Departemen Teknik Mesin UI bekerja sama dengan Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT USK.

Prof Raldi bahkan dijuluki sebagai ‘Bapak Bayi Prematur Indonesia’ karena sumbangsihnya dalam menolong banyak bayi prematur di Indonesia.

Baca juga: Peringati Satu Dekade Berdiri, BFLF dan JTMI Pinjamkan Inkubator Portabel Gratis untuk Warga Miskin

Ada sekitar 5.000 lebih bayi prematur ditolong oleh para agen relawan inkubator asuhan Prof Raldi yang tersebar di 137 kabupaten/kota di Indonesia, salah satunya di Banda Aceh.

Di Aceh sendiri, kehadiran inkubator sudah ada sejak tahun 2014, ketika salah seorang dosen Program Studi Teknik Mesin USK, Ratna Sary, ST, MT yang baru kembali dari pendidikan S2 di Universitas Indonesia (UI) dan menjadi agen relawan inkubator di Banda Aceh.

Masalah pertama yang muncul ketika itu adalah ruang inkubator tempat peletakan bayi yang terbuat dari akrilik mengalami keretakan, padahal sudah di-packing dengan kayu.

Problem yang lain adalah tingginya biaya pengiriman inkubator ke wilayah-wilayah yang jauh dari pulau Jawa.

Ini semua menjadi ide awal munculnya keinginan untuk mendirikan pusat pabrikasi inkubator di wilayah Timur dan Barat Indonesia, agar mudah terjangkau ke seluruh pelosok Nusantara.

Untuk wilayah Timur, Mini Factory Incubator didirikan pada tahun 2018 di Universitas Cendana Kupang NTT.

Baca juga: Teknik Mesin USK Rakit Inkubator Portabel, Gandeng BFLF untuk Bantu Masyarakat Kurang Mampu

Dua tahun kemudian tepatnya pada Juli 2020, Mini Factory Incubator didirikan di Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.

Satu unit inkubator portabel pertama sekali diserahkan kepada BFLF yang diterima langsung oleh Ketua Umum BFLF Indonesia, Michael Octaviano, SSTP di Rumah Singgah BFLF di Jl. Daud Beureu'eh Banda Aceh.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved