Berita Kutaraja

Teknik Mesin USK Rakit Inkubator Portabel, Gandeng BFLF untuk Bantu Masyarakat Kurang Mampu

Dalam kegiatan ini, BFLF berperan sebagai tempat serta penghubung masyarakat yang membutuhkan alat medis maupun pendapat para ahli tersebut.

Penulis: Saifullah | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Tim Universitas Syiah Kuala (USK) berfoto di depan inkubator portabel hasil produksi Jurusan Teknik Mesin dan Industri. 

Laporan Saifullah | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Yayasan Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia berkolaborasi dengan Jurusan Teknik Mesin dan Industri (JTMI) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK) serta Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Aceh, bergerak memudahkan akses dan memberi fasilitas kesehatan yang layak bagi masyarakat kurang mampu.

Upaya besar itu mereka perlihatkan lewat kerja sama dalam menyalurkan peminjaman inkubator portabel gratis dan memberikan pemeriksaan medis gratis bagi masyarakat kurang mampu.

Dalam kegiatan ini, BFLF berperan sebagai tempat serta penghubung masyarakat yang membutuhkan alat medis maupun pendapat para ahli tersebut.

BFLF yang 10 tahun silam, hanya sebuah gerakan penggalangan darah sebagai upaya memenuhi kebutuhan darah masyarakat di Banda Aceh, kini telah tumbuh menjadi ‘tempat singgah’ dan fasilitator untuk banyak mitra, baik dari lembaga pemerintah maupun swasta.

“Saya pikir, mimpi menghadirkan pelayanan dan alat medis gratis yang bisa diakses mudah oleh masyarakat kurang mampu di Aceh lah yang mempertemukan kita semua hari ini,” kata Direktur BFLF, Michael Oktaviano dalam sambutannya pada peringatan 10 tahun BFLF dan launching Rumah Sehat serta Inkubator Portabel, Sabtu (13/2/2021).

CPNS 2021 - Contoh Soal dan Kunci Jawaban CPNS Bagian TIU Materi Tes Antonim

Dua Kembaran, Raize dan Rocky Tampaknya Segera Meluncur

VIDEO - Motor Milik Remaja Perempuan Ini Ditabrak Saat Ditinggal Bikin Konten TikTok

Peringatan secara sederhana itu dilaksanakan di Rumah Singgah BFLF, Jalan Gabus, Nomor 52, Lamprit, Banda Aceh, dengan mengikuti protokol kesehatan.

Rumah Singgah BFLF hadir empat tahun setelah BFLF berdiri pada 26 Desember 2010 lalu. Adanya Rumah Singgah saat itu adalah usaha BFLF membantu masyarakat dari kabupaten/kota di Aceh yang membutuhkan tempat menginap selama berobat jalan di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.

Michael menerangkan, peminjaman inkubator portabel gratis di Aceh sudah berlangsung sejak 2014, lewat seorang relawan inkubator yakni, Ratna Sary, ST, MT.

Dia salah seorang staf pengajar di Jurusan Teknik Mesin dan Industri (JTMI) Universitas Syiah Kuala. Saat itu, Ratna Sary baru saja menyelesaikan pendidikan magisternya di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI).

Oleh Profesor Raldi yang menciptakan inkubator portabel itu, Ratna Sary diajak ikut menjadi relawan inkubator dan bersedia menyebarkan peminjamannya saat pulang ke Aceh nanti.

Mubes Ipelmaja Dituding tak Sesuai AD/ART, Ini Jawaban Panitia

VIRAL Beli Keranjang Online Tanpa Teliti, Pas Barang Sampai Bikin Nyesek, Ternyata Keranjang Mainan

Eks Persiraja Bruno Dybal Bagikan Momen Gol Pertamanya untuk Tim di Uni Emirat Arab, Masfout Club

Awal pengiriman inkubator dari Jakarta ke Banda Aceh, tak semulus yang dibayangkan. Selain biaya pengiriman yang lumayan bengkak, tidak ada jaminan fisik inkubator tiba tanpa cacat.

Dengan masalah yaitu akrilik penutup inkubator rusak atau retak, sehingga dapat memengaruhi performa inkubator.

Hingga akhirnya, digagaslah sebuah ide untuk mendirikan Mini Factory Inkubator di daerah-daerah guna memungkinkan masyarakat yang mempunyai kemampuan di bidang manufaktur dapat menyalurkan keahliannya.

Langkah ini ditempuh dalam rangka mempercepat persebaran kegiatan “Peminjaman Inkubator Gratis untuk Nusantara”. Tahun 2018, Mini Factory pertama sudah berjalan di Universitas Cendana Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved