Berita Aceh Tamiang
Lintas Banda Aceh-Medan Lumpuh, Bus dan Truk Nekat Terobos Banjir, Sejumlah Desa Terisolir
Polisi juga mengontrol posisi kendaraan yang melintas untuk menghindari penumpukan di atas jembatan Kota Kualasimpang
Kadis Perhubungan Aceh Tamiang, Syuibun Anwar, mengatakan kenekatan sopir itu tidak terlepas dari ketinggian air yang menggenangi jalan mulai berkurang.
Namun, berkurangnya debit banjir ini tidak signifikan, sehingga lebih banyak kendaraan yang memilih bertahan.
“Kalau kita perhatikan, hanya kendaraan besar seperti truk dan bus yang berani.
Kalau kendaraan pribadi belum berani, masih tinggi airnya,” kata Syuibun.
Syuibun mengungkapkan, tumpukan kendaraan itu akibat banyaknya titik genangan air di Jalan Medan-Banda Aceh.
Menurut catatan pihaknya, sebut Syuibun, setidaknya ada lima titik genangan tinggi di jalan nasional tersebut yakni Sriwijaya, Minuran, Kebun Tengah, Sungai Liput, dan Simpang Pulo Tiga.
Untuk diketahui, banjir di Aceh Tamiang sudah memasuki hari ketiga.
Baca juga: Banjir Mulai Rendam Hilir Aceh Tamiang, TNI Bangun Tanggul Darurat
Ketinggian air semakin meluas menyusul masih tingginya intensitas hujan pada malam hari.
Data terakhir, banjir itu sudah menggenangi 130 kampung yang tersebar di 12 kecamatan.
Sementara warga yang harus mengungsi akibat banjir tersebut diperkirakan sudah mencapai 1.500 jiwa.
Sejumlah kampung terisolir
Dampak lain dari banjir tersebut, sejumlah kampung di Kecamatan Sekerak, dilaporkan terisoli.
Karena itu, warga berharap pemerintah menyalurkan bantuan masa panik kepada mereka karena mereka sudah terkurung banjir selama lima hari.
“Kami sudah lima hari terisolir, dan sampai hari ini (kemarin-red) bantuan apapun belum ada,” kata Sekretaris Kampung Pematang Durian, Burhanuddin, kepada Serambi, Kamis (3/11/2022).
Untuk diketahui, Kampung Pematang Durian, Kecamatan Sekerak, dihuni oleh 100 Kepala Keluarga (KK) atau 357 jiwa.