Berita Bireuen
Satu Rumah di Cot Bada Baroh Ludes Terbakar
Selain menghanguskan bangunan rumah, satu sepeda motor milik korban juga ikut terbakar.
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Yusmandin Idris | Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Satu unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) konstruksi kayu milik Suheri (50) pekerjaan buruh lepas sebagai sopir mobil kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bireuen di atas tanah wakaf di Dusun Barat, Desa Cot Bada Baroh, Peusangan Bireuen ludes terbakar sekitar pukul 12.51 WIB, Jumat (04/11/2022).
Penyebab kebakaran saat menjelang shalat Jumat diduga dari api kompor yang digunakan untuk memanaskan kuah makan siang oleh istrinya bernama Mursyidah (25). Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, satu sepeda motor ikut terbakar bagian belakang, lainnya rata dengan tanah.
Informasi diperoleh Serambinews.com, sebelum kejadian suami korban pulang kerumah membawa pulang ikan untuk dimasak, lalu suaminya (Suheri) pergi menuju rumah sakit di kawasan Kota Bireuen menjenguk ayahnya sakit yang hendak dibawa pulang.
Singkat cerita istrinya Mursyidah kemudian memanaskan kuah di dapur, setelah itu Mursyidah pergi ke sumur yang berjarak sekitar 20 meter sebelah selatan rumahnya untuk membersihkan ikan yang akan dimasak.
Saat itulah ia melihat asap muncul dari bagian rumahnya. Saat dilihat sudah terbakar di dapur, secepatnya Mursyidah membawa lari keluar dua anaknya berada dalam rumah, rumah dan isinya habis terbakar.
Tiga mobil pemadam dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan api, cepatnya rambatan api, rumah korban dan isinya tidak dapat lagi diselamatkan.
Suheri kepada Serambinews.com mengatakan, saat pergi ke rumah sakit ia berpapasan dengan damkar Bireuen menuju Peusangan, ia mulai gelisah dan setelah tiba di rumah sakit ia kembali ke rumah dan juga berpapasan lagi dengan Damkar yang kembali dari Peusangan.
“Saya tiba di rumah semua sudah ludes terbakar, termasuk sepeda motor terbakar bagian belakang,” ujarnya.
Rumah tersebut dibangun dua tahun lalu dari kayu bekas diatas tanah wakaf ukuran sekitar 5 x 6 meter rata dengan tanah.
Dampak musibah tersebut, Suheri bersama istrinya bernama Mursyidah (25) dan dua anaknya masing-masing bernama M Ambia (5) dan M Zikran (2) kehilangan tempat tinggal, seluruh pakaian, peralatan rumah tangga walaupun sederhana ludes semua.
Di sekitar rumah terlihat tumpukan barang bekas mulai dari botol air mineral dan lainnya berserakan, Suheri sebagai buruh lepas sopir truk sampah, setiap hari mengangkut sampah dari sejumlah desa dibuang ke TPA Blang Beururu, Peulimbang, Bireuen.(*)
Baca juga: Nasib Bidan dan Perawat Mesum di Kamar Puskesmas, Digerebek Warga Tanpa Busana, Keduanya Dipecat
Baca juga: Banjir di Aceh Tamiang: 6.467 Keluarga Mengungsi, 44 Kampung Terisolir, Arus Transportasi Lumpuh