Ketahanan Pangan

Harga Kacang Kedelai Mahal, Produksi Tahu dan Tempe Turun

Pada saat harga kacang kedelai masih senilai Rp 10.000/Kg atau Rp 500.000/sak (50 Kg), kata Zikra, dirinya masih sanggup membeli kacang kedelai per mi

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/HERIANTO
Pekerja usaha tahu, di sebuah tempat pembuatan tahu, di Kota Banda Aceh, sedang memotong tahu yang mau dijual, Minggu (13/11/2022). 

Laporan Herianto I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM - Kenaikan harga kacang kedelai dari Rp 10.000/Kg menjadi Rp 14.500/Kg, yang terjadi sejak bulan Oktober lalu sampai minggu kedua Nopember 2022 ini, telah berdampak negatif terhadap usaha produksi tahu dan tempe menurun.

“Akibat kenaikan harga kecang kedelai yang sudah menembus angka Rp 14.500/Kg, kami sudah mengukarangi produksi tempe dan tahu mencapai angka, sejak dua minggu lalu sebesar 40 persen," kata Zikra, pelaku usaha tempe dan tahu Soyben kepada Serambi, Minggu (13/11/2022) di Banda Aceh.

Pada saat harga kacang kedelai masih senilai Rp 10.000/Kg atau Rp 500.000/sak (50 Kg), kata Zikra, dirinya masih sanggup membeli kacang kedelai per minggunya mencapai 100 sak, tapi sejak harganya naik mencapai Rp 14.500/Kg atau Rp 725.000/sak (50 Kg), per minggunya hanya mampu membeli sebanyak 60 sak.

Harga Kacang Kedelai Kian Mahal, Pengusaha Tempe di Aceh Besar Terancam Gulung Tikar

Kacang kedelai sebanyak 60 sak yang kita beli per minggu itu, kata Zikra, adalah kacang kedelai yang sudah diberikan subsidi harga oleh pemerintah pusat Rp 1.000/Kg. Tapi karena, harga beli kacang kedelai sudah mahal, untuk mempertahankan kegiatan usahanya, para pelaku usaha tahu dan tempe harus mengurangi produksi.

Ketika ditanya apakah pengurangan produksi tahu dan tempe, diikuti dengan pengurangan pegawai? Zikra mengatakan, sementara ini belum.

"Kami punya 22 orang karyawan, sampai kini belum satu pun yang diberhentikan. Tapi, jika harga kedelai naik lagi, kemungkinan pengurangan pegawai, bisa saja terjadi. Harapan kami sebagai pelaku usaha tahu dan tempe, kata Zikra, harga kacang kedelai tidak usah disubsidi lagi oleh pemerintah, tapi dikendalikan dan diatur harganya, jangan sampai melampui harga non ekonomisnya di atas Rp 10.000/Kg," ujarnya.

Perajin Tahu di Aceh Minta Harga Kedelai Dikendalikan

Harga bahan baku tahu dan tempe yang ekonomi itu, menurutnya dibawah Rp 10.000/Kg. Kalau harganya sudah di atas Rp 10.000/Kg, harga jual tahu dan tempe jadi tidak ekonomis lagi, atau merugi.

Alasannya, sejak meningkatnya harga kedelai di atas Rp 10.000/Kg, kata Zikra, ukuran produksi tahu dan tempe, sudah di kurangi.

Konsumen tahu dan tempe memprotes, kenapa ukuran besaran tahu dan tempe yang dijual, akhir-akhir ini semakin dikurangi ketebalannya.

Konsumen, kata Zikra, tidak mau tahu, dengan kenaikan harga bahan baku tahu dan tempe. Untuk itu, agar kegiatan usaha produksi tahu dan tempe di daerah, bisa terus berlanjut, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, memberikan subsidi harga kacang kedelai, jangan sampai melampui di atas Rp 10.000/Kg.

“Berikan saja subsidi itu kepada pemasok, agar pemasok tidak menjual kedelainya di atas Rp 10,000/Kg," ujar Zikra.

Ketua Puskopti Aceh, Tansri Jauhari yang dimintai penjelasannya mengatakan, dampak dari kenaikan harga kacang kedelai dari Rp 10.000/Kg sampai Rp 14.500/Kg, telah membuat pelaku usaha tahu dan tempe di Aceh harus menurunkan produksinya, untuk memperhankan, agar kegiatan usaha tahu dan tempe tetap bisa berproduksi.

Kecuali itu, kemampuan mereka menebus kacang kedelai yang sudah diberikan subsidi harga juga jadi terbatas.

Ada beberapa pelaku usaha tahu dan tempe, ungkap Tansri Jauhari, sudah menghentikan sementara kegiatan produksi tahunya, tapi produksi tempenya tetap dijalankan, dengan cara menurunkan produksi dan ukuran tempe yang dijual.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved