Viral Medsos
Sekolah Negeri Minta Uang Rp 4,5 Juta hingga Lulus, Ridwan Kamil Angkat Suara Tegas Berantas Pungli
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dengan tegas mengatakan tidak boleh ada pungutan apapun di sekolah negeri.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
Sekolah Negeri Minta Uang Rp 4,5 Juta hingga Lulus, Ridwan Kamil Angkat Suara Tegas Berantas Pungli
SERAMBINEWS.COM - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dengan tegas mengatakan tidak boleh ada pungutan apapun di sekolah negeri.
Lewat akun media sosial Instagram miliknya, sosok orang nomor satu di Jawa Barat itu lantas dengan tegas ikut memberantas pungli alias pungutan liar.
Dikutip Serambinews.com dari akun Instagramnya, Ridwan Kamil turut memposting tangkapan layar terkait dugaan pungutan liar yang tengah berlangsung di SMAN 3 Kota Bekasi.
Di sana tertulis meminta sumbangan awal tahun sebesar Rp 4,5 juta.
Uang ini dibayar saat pertama kali siswa masuk sekolah, yakni dari kelas X.
Kemudian ada lagi sumbangan yang diminta kepada orang tua siswa per bulannya sebesar Rp 300 ribu.
Baca juga: Ganjar Dijodohkan dengan Ridwan Kamil, PDIP: Tunggu Diumumkan Ibu Mega, Ada Mekanismenya
Uang ini dibayarkan setiap bulan sampai siswa lulus.
Terkait permintaan uang sekolah yang sudah viral di media sosial itu, Ridwan Kamil menegaskan, bahwa tidak ada uang iuran apapun pada sekolah negeri.
Penegasan tersebut disampaikan dari akun Instagram bercentang biru @ridwankamil.
"Tidak boleh ada pungutan apapun," kata Ridwan Kamil.
Tidak adanya pungutan liar tersebut berlaku di semua sekolah negeri baik itu SMA, SMK hingga SLB.
Menurut Ridwan Kamil, semua sekolah negeri masih di bawah tanggungan Provinsi sehingga seluruh anggarannya ditanggung oleh negara.
Baca juga: Ikut Pilpres 2024, Ridwan Kamil: Sudah Komunikasi dengan Semua Parpol, Gabung sebelum Akhir Tahun
Sehingga Ridwan Kamil pun sangat menyayangkan apabila terjadi pungutan liar di sekolah negeri, padahal semua urusan keuangan sudah ditanggung oleh negara.
"Jikapun ada urgensi, itu pun harus mendapatkan ijin tertulis dari Gubernur," sambung pria yang akrab disapa Kang Emil itu.
"Jika ada praktik keliru yang sama di sekolah-sekolah menengah negeri lainnya, segera dilapor kepada kami atau @disdikjabar," jelasnya.
Mengenai viralnya tangkapan layar yang tertulis pihak SMA 3 Kota Bekasi meminta uang sumbangan dari orang tua siswa, Ridwan Kamil telah mengirimkan Kadisdik untuk menelusuri pengutan tersebut.
Ia menegaskan, akan memberi sanksi setimpal jika terbukti adanya pelanggaran aturan yang disengaja oleh sekolah yang bersangkutan.
Baca juga: Zara, Anak Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil Resmi Masuk ITB, Tulis Pesan untuk Mendiang Eril
Viral di Media Sosial
Belakangan memang tengah ramai di media sosial Twitter terkait dugaan pungutan liar di SMAN 3 Bekasi, Jawa Barat.
Dalam video yang beredar di media sosial Twitter seperti dilihat Serambinews.com, Rabu (16/11/2022), tampak seorang pria berbicara di depan sejumlah orang.
Pria itu diduga dari pihak sekolah.
Sementara orang-orang yang tengah duduk itu diduga merupakan orang tua murid.
"Dalam rangka mencapai rencana ini tadi, maka dibutuhkan anggaran, ini kebutuhannya. kebutuhan yang akan kita capai. Kalau kita sedikit rinci, 4,7 itu untuk satu kali dalam arti, sampai dengan kelas 3," ujar pria tersebut.
Pada video selanjutnya, tampak seorang wanita yang melanjutkan pembicara.
Ia meminta orang tua murid tak melaporkan adanya pungli.
"Paparan saya tadi sudah cukup jelas, itu menunjukkan bahwa kita sudah legal, jangan keluar kata pungli di ruangan ini, jangan keluar melaporkan ke ombudsman," kata wanita itu.
"Kas orang tua kami pegang, dunia akhirat, siap ya bapak itu kami pertegas kepada bapak ibu," jelasnya.
Video ini telah disaksikan lebih dari 184 ribu kali tampilan, 662 kali dibagikan dan mendapat 200 komentar.
Dalam video yang diunggah akun Twitter @__istiara, ia mepertanyakan apakah pungutan tersebut sudah diketahui oleh Dinas Pendidikan Jawa Barat.
"Apakah hal ini sepengetahuan dan ijin disdik jabar? Apakah diperbolehkan @ridwankamil?," tulisnya dalam keterangan yang diunggah.
Usai viralnya video tersebut, banyak pro dan kontra dari komentar warganet.
Ada yang setuju dengan alasan untuk peningkatan mutu sekolah.
Namun ada juga yang tidak setuju karena menurutnya tidak semua orang tua yang anaknya sekolah di negeri mampu membayar iuran tersebut.
"Ada harga ada kualitas bu, operasional sekolah besar dan peningkatan mututiap sekolah beda-beda. Biasanya sekolah mahal kualitas baik, kalau sekiranya worth it bayar, kalau engga bisa ibu bisa komplain," komentar warganet.
"Valid kalau buat swasta, tapi negeri disubsidi pemerintah. Warga menengah ke bawah mencari sekolah negeri salah satu alasannya adalah karena bisa menghemat biaya/pengeluaran pendidikan buat anak," timpal warganet lainnya.
(Serambinews.com/Firdha Ustin)