Video
VIDEO Kaum Lelaki Dibunuh dan Wanita Dirudapaksa, Rohingya Pilih Kabur hingga Terdampar
Ketika dianya ke mana tujuan kota atau negara mana, Mohammed Sadek menjawab tidak tahu
Penulis: Zaki Mubarak | Editor: T Nasharul
Laporan Zaki Mubarak | Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM – Sebelumnya, 111 etnis Rohingnya itu terdampar di pesisir pantai Meunasah Lhok, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, pada Selasa 15 November 2022 sekitar pukul 03.30 WIB dini hari.
Saat terdampar di Perairan Aceh Utara, mereka menggunakan boat yang bernama Anikamoni dengan berat sekitar dua ton.
Saat ini semua etnis Rohingya itu telah dipindahkan dari meunasah, Desa Meunasah Lhok ke Kantor Camat Muara Batu tadi pagi.
Baca juga: Warga Memasak Untuk 119 Etnis Rohingnya yang Terdampar di Perairan Aceh Utara
Sementara itu pada Rabu 16 November 2022 sekitar pukul 05.30 WIB 119 Rohingya rombongan kedua kembali terdampar di pesisir pantai Desa Bluka Tebai, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara.
Amatan di lokasi, mereka telah menjalani skrining oleh petugas medis dari Pukesmas Dewantara.
Sebelum di-skrining, terlebih dahulu mereka membersihkan diri dengan mandi di sumur yang telah disedikan oleh warga setempat.
Disisi lain, bantuan makanan dari warga sekitar juga telah diberikan dan rombongan Rohingya telah makan dan diberi minum.
Salah satu warga etnis Rohingya, Mohammed Sadek (17), yang diwawancarai dalam bahasa Inggris dan telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menceritakan, mereka telah satu bulan terombang-ambing di lautan.
Baca juga: BREAKING NEWS – Lagi, 119 Rohingnya Mendarat di Pesisir Pantai Dewantara
Ketika dianya ke mana tujuan kota atau negara mana, Mohammed Sadek menjawab tidak tahu.
“Kami dari lokasi Bangladesh Refugee Camps, lalu kami kabur dan menaiki kapal sehingga terdampar ke Indonesia,” ucapnya dalam bahasa Inggris, diterjemahkan oleh Serambinews.com, Rabu (16/11/2022).
Ia juga mengakui, tidak bisa mendapatkan Kewarganegaraan di negara asalnya.
Dijelaskan, Pemerintah Myanmar telah membunuh banyak etnis Rohingya.
“Banyak kaum lelaki dibunuh dan wanita diperkosa. Sebenarnya saya tidak tahu ke mana kami akan pergi, dan kami datang ke sini dengan menggunakan perahu mesin seadanya,” demikian ia mengakhiri pengakuannya.(*)
Narator: Syita
Editor: T. Nasharul