Berita Banda Aceh
Kadis Kesehatan Tegaskan Imunisasi Polio Sangat Penting, Dilaksanakan di Pidie dan Seluruh Aceh
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Hanif mengatakan, hingga kini belum ada obat untuk menyembuhkan polio.
"Jadi, anak-anak kita tidak perlu takut. Kita pilih metode imunisasi yang paling mudah, cepat, dan aman," kata Hanif.
Ia juga mengimbau perlunya dukungan dari forkopimda, ulama, tokoh-tokoh masyarakat, jajaran dinas kesehatan, dinas pendidikan, dewan guru, juga insan pers untuk menyukseskan kedua tahap imunisasi massal polio tersebut.
"Cakupan kebersihan imunisasi ini kita targetkan 95 persen. Jika tak tercapai, akan kita ulang atau optimalkan lagi," imbuh Hanif.
Sementara itu, dr Arika Aboebakar juga menargetkan angka 95 persen untuk cakupan imunisasi polio di seluruh Kabupaten Pidie.
Ia optimis target tersebut akan tercapai dengan dukungan berbagai pihak berpengaruh di Pidie, apalagi imunisasi ini dilakukan melalui tetes vaksin di mulut.
Baca juga: Ada 4 Kasus Polio di Aceh, 1 Pasien Jalani Terapi di RSUZA
Erika menambahkan, anak yang pertama terinfeksi polio itu sekarang sudah dibawa ke Banda Aceh untuk perawatan.
Sedangkan tiga anak lainnya yang juga terinfeksi masih berada di desa asalnya, sebuah desa dalam Kecamatan Mane Pidie.
Kadis Kesehatan Aceh berharap, tiga orang anak yang juga terinfeksi polio itu nantinya akan dibawa ke Banda Aceh untuk perawatan. "Makan, penginapan, dan tranportasinya ditanggung Dinas Kesehatan Aceh," kata Hanif.
Sementara itu, dr Anidar mengingatkan pasien dengan keluhan lumpuh kaki sebaiknya jangan ditangani di puskesmas, tapi rujuklah secepatnya ke rumah sakit.
Kepada para sejawat dokter dan perawat, Anidar bersaran, "Bawalah segera ke rumah sakit kalau ada anak yang tidak bisa berjalan. Asumsikan saja dulu pasien itu polio daripada terlambat ditangani sesuai protokol penanganan polio."
Dokter spesialis anak ini juga menyebutkan ciri-ciri atau gejala polio. antara lain, demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher, dan nyeri di tungkai.
"Satu hal lagi yang khas, polio itu selalu menyerang salah satu kaki penderitanya. Belum pernah ditemukan pada dua kaki penderitanya sekaligus," ujarnya.
Menurut Anidar, dibanding anak perempuan lebih banyak anak laki-laki di bawah 15 tahun yang terinfeksi virus polio.
"Belum ada penjelasan ilmiahnya. Tapi mungkin saja karena anak laki-laki lebih banyak dan lebih lama beraktivitas di luar rumah," kata Anidar.
Ia mengimbau masyarakat agar segera melaporkan kasus lumpuh layu mendadak, terutama pada anak usia 0-15 tahun kepada petugas kesehatan.