Piala Dunia 2022

Rayakan Kekalahan dari Amerika Serikat di Piala Dunia 2022 Qatar, Warga Iran Ditembak Mati Aparat

Seorang warga Iran ditembak mati oleh pasukan keamanan setelah merayakan kekalahan tim nasionalnya dari Amerika Serikat (AS) di Piala Dunia.

Editor: Faisal Zamzami
AFP/ PATRICK T. FALLON
Gelandang Iran nomor punggung 6 Saeid Ezatolahi (kiri) dihibur oleh penyerang nomor 10 Karim Ansarifard pada akhir pertandingan Grup B Piala Dunia 2022 Qatar antara Iran vs AS di Stadion Al Thumama, 29 November 2022. 

SERAMBINEWS.COM, TEHERAN - Seorang warga Iran ditembak mati oleh pasukan keamanan setelah merayakan kekalahan tim nasionalnya dari Amerika Serikat (AS) di Piala Dunia.

Iran tersingkir dari Piala Dunia Qatar oleh AS, yang juga musuh bebuyutannya, pada Selasa (29/11/2022) malam.

Kekalahan tersebut menimbulkan tanggapan beragam dari pendukung pro dan anti-rezim.

Banyak warga Iran menolak mendukung tim nasionalnya sendiri sebagai tanggapan atas tindakan keras pemerintah terhadap protes lebih dari dua bulan, yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini dalam tahanan.

Warga Iran, atas nama Mehran Samak, kemudian ditembak mati setelah dia membunyikan klakson mobilnya di Bandar Anzali, kota di pantai Laut Kaspia barat laut Teheran, menurut Kelompok hak asasi pada Rabu (30/11/2022).

Mehran Samak (27 tahun) "menjadi sasaran langsung dan ditembak di kepala oleh pasukan keamanan... menyusul kekalahan tim nasional melawan Amerika", kata kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Oslo sebagaimana dilansir AFP.

Pusat Hak Asasi Manusia di Iran (CHRI) yang berbasis di New York juga melaporkan bahwa dia dibunuh oleh pasukan keamanan saat perayaan kekalahan itu.

Tidak ada komentar segera tentang insiden tersebut dari pihak berwenang Iran.

Fakta yang mengejutkan kemudian muncul, setelah gelandang internasional Iran Saeid Ezatolahi mengungkapkan bahwa dia mengenal Samak.

Anggota timnas Iran yang bermain di pertandingan melawan AS dan berasal dari Bandar Anzali itu kemudian mengunggah fotonya dengan korban, bersama di tim sepak bola remaja.

 

 

Baca juga: Tiga Remaja Iran Terancam Dihukum Mati, Didakwa Membunuh Anggota Pasukan Paramiliter

 
"Setelah kekalahan pahit tadi malam, berita meninggalnya Anda membakar hati saya," kata Ezatolahi di Instagram, yang menggambarkan Samak sebagai "rekan setim masa kecil".

Dia tidak mengomentari keadaan kematian temannya tetapi berkata: "Suatu hari topeng akan jatuh, kebenaran akan terungkap."

"Ini bukan yang pantas didapatkan kaum muda kita. Ini bukan yang pantas diterima bangsa kita," tambahnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved