Berita Abdya
SDIT Muhammadiyah Manggeng Laksanakan Kegiatan Peduli, Kali Ini Kunjungi Rumah Yatim di Labuhan Haji
Dalam kegiatan SDIT Peduli kali ini, siswa-siswi kelas 4 mendapat giliran mengunjungi rumah yatim di Desa Pante Gelima, Kecamatan Labuhan Haji Barat,
Penulis: Taufik Zass | Editor: Mursal Ismail
Dalam kegiatan SDIT Peduli kali ini, siswa-siswi kelas 4 mendapat giliran mengunjungi rumah yatim di Desa Pante Gelima, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Kabupaten Aceh Selatan.
Laporan Taufik Zass | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Sekolah Dasar Islam Terpadu atau SDIT Muhammadiyah Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya atau Abdya, Sabtu (3/12/2022) kembali melaksanakan kegiatan peduli yang menjadi kegiatan rutin sekolah tersebut setiap bulannya.
Dalam kegiatan SDIT Muhammadiyah Peduli kali ini, siswa-siswi kelas 4 sekolah itu mendapat giliran mengunjungi rumah yatim di Desa Pante Gelima, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Kabupaten Aceh Selatan.
Rumah yang dikunjungi itu milik Sulastri (32), janda tiga anak yang hidup merantau ke desa tersebut.
Wanita ini berasal dari Madura, Jawa Timur, ia sebelumnya TKW di Malaysia.
Di sanalah ia dan suami almarhum Dedy bertemu dan kemudian menikah. Tak lama setelahnya, ia dan suami kembali ke Indonesia dan ikut ke kampung halaman suami di Desa Pante Gelima.
Sudah selama 7 tahun ia dan suami kembali dan hidup di kampung halaman suami, namun pada Januari lalu sang suami yang berprofesi sebagai buruh bangunan itu dipanggil Ilahi.
Kini ia hanya tinggal berempat bersama tiga anaknya yang masih kecil, yakni M Riski (8), M Alif Alfarisi (7), dan Nurul Hidayah.
Saat berkunjung ke rumahnya yang masih setengah jadi dan belum diplaster itu, ia menyambut dengan sangat ramah.
Ia mengaku rumahnya tersebut merupakan bantuan dari warga desa yang mengumpulkan uang untuk membantunya mendirikan rumah tersebut.
Sebelumnya rumahnya hanya terdiri atas satu ruangan kamar dan gubuk.
Baru setelah sang suami tiada, warga sekitar berinisiatif mengumpulkan uang membangun rumahnya.
Tapi yang masih memprihatinkan, rumah yang kini terdiri atas 3 ruang tersebut belum memiliki pintu depan dan jendela, hanya pintu dan jendela kamar saja yang ada.
Saat ditanya, Sulastri mengaku, saat malam hari hanya pintu kamar saja yang bisa tertutup dan terkunci, pintu depan (ruang tamu dan dapur) hanya ditutupi dengan triplek begitu saja, sedangkan jendela terbuka begitu saja.