Konflik Rusia vs Ukraina

Jika AS dan Sekutu Tak Akui 4 Wilayah Baru Federasi Rusia, Vladimir Putin Tolak Damai dengan Ukraina

Presiden Rusia, Vladimir Putin menolak permintaan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden untuk damai dengan Ukraina,

Editor: Faisal Zamzami
AFP/ATTA KENARE
Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar konferensi pers bersama dengan rekan-rekannya dari Iran dan Turki di Teheran, Selasa (19/2022) 

Presiden AS Joe Biden sebelumnya melakukan kunjungan ke Prancis untuk menemui Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kamis (1/12/2022).

Dalam kunjungannya itu, Joe Biden mengatakan dirinya terbuka untuk diplomasi dengan Vladimir Putin terkait perang Rusia dan Ukraina.

“Ada satu cara untuk mengakhiri perang dengan cara yang rasional, yaitu Putin harus menarik diri dari Ukraina,” kata Joe Biden saat konferensi pers bersama dengan Presiden Emmanuel Macron, dikutip dari VOX.

“Namun, sepertinya dia tidak akan melakukan itu. Dia membayar harga yang sangat mahal karena menolak melakukan itu, tetapi dia menimbulkan pembantaian yang luar biasa pada penduduk sipil Ukraina - membom pembibitan, rumah sakit, rumah anak-anak. Sungguh memuakkan apa yang dia lakukan.”

Sentimen itu juga sesuai dengan posisi Biden sebelumnya dalam perang Rusia dan Ukraina, terutama pembantaian warga sipil.

"Saya siap untuk berbicara dengan Tuan Putin jika memang ada kepentingan dia memutuskan mencari cara untuk mengakhiri perang," kata Joe Biden.

"(tapi) dia belum melakukannya."

Menanggapi hal ini, Rusia secara khusus belum menunjukkan keseriusan untuk terlibat dalam pembicaraan damai dengan Ukraina.

Rusia justru memberi beberapa syarat untuk berdamai dengan Ukraina, termasuk aneksasi empat wilayah Ukraina.

Ukraina Klaim Rusia Gunakan Rudal Jelajah Kh-55 untuk Lemahkan Pertahanan Udara

Militer Ukraina telah mengklaim Rusia menggunakan rudal berkemampuan nuklir dengan hulu ledak non-eksplosif terhadap pertahanan udara Ukraina.

Pejabat militer Mykola Danyliuk menunjukkan pecahan dari benda yang ia klaim sebagai rudal jelajah Kh-55 buatan Soviet yang dirancang untuk penggunaan nuklir.

“Ini adalah pengganti muatan terpandu termo-nuklir,” katanya, Jumat (2/12/2022).

Danyliuk mengatakan Kh-55 belum digunakan oleh Rusia di Ukraina sebelum 31 Oktober.

Ia menambahkan, potongan-potongan itu telah diuji dan tidak menunjukkan tingkat radioaktivitas yang tidak normal, seperti diberitakan WIO News.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved