Sidang Pembunuhan Brigadir J

Dengar Kesaksian Ricky Rizal, Hakim Geleng Kepala Sambil Matikan Mic: Terserah Kamulah

Mendengar kesaksian Ricky Rizal yang tidak sesuai, hakim geleng-geleng kepala sambil matikan microphone dan bilang terserah.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Taufik Hidayat
Kompas.com/Kristianto Purnomo
Mendengar kesaksian Ricky Rizal yang tidak sesuai, hakim geleng-geleng kepala sambil matikan microphone dan bilang terserah. 

"Maksudnya tidak ada ajakan dari saya pun, eh Yos masuk sini ikut isolasi, kan tidak ada yang mulia karena saya ada di sebelah kanan mobil," tambahnya.

Baca juga: Bharada E Ungkap Cara Licik Ferdy Sambo Intimidasi Dirinya, Diminta Ikuti Skenario di Depan Kapolri

Bharada E Tak Berani Tolak Perintah Kadiv Propam

Terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E menyampaikan alasannya kenapa tidak menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak Yosua.

Hal itu ditanyakan hakim karena Bripka Ricky Rizal berhasil menolak permintaan Sambo menghabisi langsung nyawa Brigadir J dengan tangannya.

“Kenapa gak kamu tolak,” tanya hakim dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dilihat Serambinews.com dari tayangan Kompas TV, Rabu lalu.

"Saya tidak berani menolak yang mulia," jawab Bharada Eliezer.

Selanjutnya hakim menanyakan apakah ada orang lain selain dirinya yang disuruh untuk menembak, Bharada Eliezer menjawab tidak tahu.

"Saya tidak tahu yang mulia," jawabnya.

Lalu hakim menyampaikan kalau dalam dakwaan, Ricky Rizal sempat disuruh oleh Ferdy Sambo menembak Yosua, namun ia mampu menolak perintah tersebut.

"Kenapa kamu gak menolak," tanya hakim.

Bharada Eliezer kemudian memberikan jawaban kalau yang memerintahkannya merupakan jenderal bintang dua yang saat itu menjabat sebagai Kadiv Propam Polri.

“Izin yang mulia, ini jenderal bintang dua yang mulia, menjabat sebagai Kadiv Propam yang mulia dan posisi saat itu pangkat saya sampai sekarang ini saya masih aktif juga, saya Bharada yang mulia, pangkat terendah seorang tamtama," ucap Bharada Eliezer.

"Dan dari kepangkatan situ saja kita bisa melihat rentang kepangkatan itu antara langit dan bumi yang mulia," tambahnya.

Bharada Eliezer berujar, jangankan jenderal yang memerintahkannya, sesama tamtama saja yang beda satu pangkat, ia tak berani menolak.

"Sesama tamtama beda cuma satu pangkat saja sama saya, apa yang dia mau suruh saya jungkir kah, saya jungkir yang mulia. Saya tidak berani menolak," ucap Bharada Eliezer.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved