Video

Ekspedisi Makam Kuno di Gampong Pande, Pecahan Guci Berserakan sampai Nisan Terendam - Part 2

Sepanjang perjalanan, kami melihat makam-makam kuno dengan kondisi yang cukup memprihatinkan.

Penulis: Syamsul Azman | Editor: Syamsul Azman

SERAMBINEWS.COM - Video lanjutan setelah profil Kolonel CHB Jun Hisatur Mastra, Kami berlima Pak Jun serta ajudan, Syamsul Azman, Keuchik Eji, Mahasiswa USK Bukhari berjalan menyusuri lokasi makam-makam kuno di Gampong Pande Banda Aceh (22/11/2022).

Sepanjang perjalanan, kami melihat makam-makam kuno dengan kondisi yang cukup memprihatinkan.

Beberapa berserakan, ada yang terendam sampai beberapa makam berada dikubangan sampah.

Sepanjang perjalanan, Kolonel Jun serta Keuchik Eji menjelaskan nilai sejarah sampai benda-benda yang berhasil diselamatkan di kawasan Makam Kuno.

Diberitakan sebelumnya, Gampong Pande merupakan pusat para ilmuan dari penjuru dunia, hal ini disebutkan dalam kitab Bustanussalatin karya Nuruddin ar-Raniry (1636-1641 M).

Berdasarkan kajian historis diketahui bahwa banyak ilmuwan dari penjuru dunia, seperti Turki datang ke Aceh pada masa Kesultanan Aceh.

Mereka ditempatkan pada pemukiman khusus oleh raja-raja Aceh, yaitu di Gampong Pande.

Para ilmuwan tersebut memberi sumbangan besar bagi jalannya pemerintahan dengan memberi pendapat, pemikiran hingga bantuan teknik khususnya dalam hal peperangan.

Di samping itu, Gampong Pande pada masa lalu sebagai pusat keagamaan.

Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fondasi yang diduga masjid dan makam ulama besar yang bernama Syeh Jamaluddin al-Samarkandi, Uzbekistan.

Keberadaan makam Teungku di Anjong yang terletak di Gampong Pelanggahan saat ini juga memperkuat pernyataan ini bahwa Gampong Pande adalah pusat keagamaan Aceh pada masa lampau.

Selain itu, Gampong Pande menjadi pusat konsentrasi prajurit sebelum berangkat perang yang diberikan pembekalan oleh para ulama.

Disamping itu, Gampong Pande juga merupakan pusat handcraftman ataupun segala perlengkapan kebutuhan kerajaan.

Sebagai contoh, di sana sebagai tempat pembuatan mata uang, alat-alat berperang, baju-baju kerajaan, furniture kerajaan seperti singgasana, segala perlengkapan besi, batu nisan, dan segala kebutuhan rumah tangga kerajaan seperti piring, wajan-wajan, kendi-kendi penyimpanan air, kalung-kalung permaisuri dan cenderamata khas kerajaan Aceh.

Reporter/ Editor: Syamsul Azman Yr

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved