Piala Dunia 2022

Euforia Kemenangan Timnas Maroko di Aceh, dari Awalnya Canda Menjadi Perkelahian

Untuk pertama kalinya, tim Maroko yang berjuluk Singa Atlas ini berhasil lolos dari babak 16 besar, dan memastikan satu tempat di perempat final.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika

Beberapa di antaranya bahkan hadir di warung kopi dengan memakai jersey kandang timnas Spanyol yang berwarna merah gelap.

Namun, tak disangka Maroko yang belum pernah lolos dari babak 16 besar memberikan perlawanan hebat.

Baca juga: Piala Dunia 2022 - Maroko Ukir Sejarah Lolos ke Perempat Final, Spanyol Gugur

Para pendukung Spanyol di Aceh mulai gelisah ketika para punggawa La Furia Roja tak berhasil menjebol gawang Maroko hingga berakhirnya waktu normal 90 menit.

Sebaliknya, para pendukung Maroko sangat optimis menghadapi babak adu penalti, setelah melihat penampilan gemilang kiper Maroko Bounou di sepanjang pertandingan.

Warung kopi semakin riuh ketika tiga eksekutor tim Matador gagal melaksanakan tugasnya.

Sementara di kubu Maroko, dari tiga eksekutor yang tampil ke depan gawang, hanya satu yang gagal.

Suasana sangat tegang ketika Achraf Hakimi, bek Maroko yang bermain untuk klub Ligue 1 Paris Saint-Germain, maju sebagai eksekutor keempat yang sangat menentukan.

Hanya sesaat, para pendukung timnas Maroko langsung berdiri, berlari, dan berputar-putar di warung kopi ketika Hakimi melesakkan bola secara meyakinkan ke gawang Spanyol.

Baca juga: Menang Adu Penalti, Maroko Ukir Sejarah ke Perempat Final Piala Dunia 2022, Spanyol Pulang Kampung

Penalti Achraf Hakimi sekaligus menggunci kemenangan Maroko atas Spanyol dengan skor 3-0 (adu penalti).

Beberapa video beredar merekam euforia para pendukung timnas Maroko di Aceh yang menonton pertandingan di warung kopi.

Dua video terpisah yang diterima Serambinews.com merekam momen para pendukung timnas Spanyol di Aceh menjadi bulan-bulanan warga yang mendukung Maroko.

Sayangnya, di sebuah video yang beredar di grup WhatsApp, euforia kemenangan Maroko atas Spanyol ini memicu perkelahian di sebuah warung kopi di Aceh

Euforia yang awalnya hanya berbentuk kegembiraan malah menimbulkan permusuhan, padahal kedua anak muda ini sama-sama tidak memiliki timnas negaranya di Piala Dunia.

Duh, ada-ada saja, tapi begitulah magnet sepakbola yang menghipnotis manusia hingga jauh ke pelosok desa.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved