Kasus 3 Tukang Ojek di Papua Dibunuh KKB, Danrem: Mereka Sipil, Difitnah Sebagai Intel
Sembiring juga menyebut, tiga tukang ojek itu hanya bekerja, lantas jadi korban kekejian separatis.
Kepala Kepolisian Resor (Polres) Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito menceritakan detik-detik penyerangan itu.
Berdasarkan keterangan seorang saksi berinisial LS, yang juga berprofesi sebagai tukang ojek, sekitar pukul 12.00 WIT saat dirinya singgah di SMP Bulangkop, LS sempat melihat La Ati mendahuluinya menuju pangkalan ojek di Kali Okse.
Lalu, sekira pukul 14.00 WIT, LS bertemu kelompok bersenjata. Peristiwa itu terjadi sekitar 20 meter dari pangkalan Kali Digoel.
Menurut LS, kelompok tersebut membawa dua pucuk senjata laras panjang.
Melihat itu, LS langsung memutar balik arah motornya.
"Tak lama terdengar bunyi tembakan tiga kali hingga saksi langsung menuju ke Oksibil untuk melaporkan insiden itu ke Polres," ujarnya, Selasa, dikutip dari Antara.
Usai kejadian itu, tiga tukang ojek menyelamatkan diri ke rumah warga.
Ia mengatakan saat penyerangan terjadi, para tukang ojek tersebut sedang menunggu penumpang di pangkalan ojek di Kampung Mangabib.
AKBP Cahyo Sukarnito menjelaskan peristiwa tersebut diketahui polisi pada Senin pukul 17.00 WIT.
Saat itu Kasat Reskrim Polres Pegunungan Bintang, Iptu Budi Payung mendapat informasi dari masyarakat bahwa telah terjadi penyerangan yang dilakukan oleh KKB.
Warga menyebut ada enam orang tukang ojek di Kampung Mangabib yang sedang menunggu penumpang.
Saat kejadian, tiga orang berhasil melarikan diri, dua orang tewas dibunuh secara sadis.
Korban tewas dengan luka sabetan parang, sementara satu orang masih belum ditemukan keberadaannya.
Belakangan korban yang hilang ini, La Ati ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.