Breaking News

Internasional

Rusia Rekrut Narapidana Untuk Perang di Ukraina, Tolak Bertempur, Dihukum Dipalu Godam Atau Ditembak

Rusia terus merekrut narapidana untuk ikut berperang di Ukraina, tetapi jika pergi dari medan tempur, maka langsung dihukum mati.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Poster tentara bayaran Grup Wagner Rusia. 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Rusia terus merekrut narapidana untuk ikut berperang di Ukraina, tetapi jika pergi dari medan tempur, maka langsung dihukum mati.

Dilaporkan, seorang narapidana yang dikembalikan ke Rusia, sebagai gantinya dibunuh dengan palu godam.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, tentara terus mengeluh karena tidak terorganisir, kurang bersenjata, dan kurang terlatih.

Bahkan, banyak yang mengungkapkan keengganan untuk memasuki pertempuran yang tidak mereka siapkan.

Investigasi New York Times yang diterbitkan pada Sabtu (17/12/2022) menceritakan banyak kesalahan Rusia selama perang.

Seperti jenis tentara tertentu yakni penjahat yang dihukum dan tentara bayaran.

Banyak dari orang-orang itu direkrut oleh Wagner, kelompok tentara bayaran terkenal yang dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin, sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga: Lagi, Rusia Lepas Lusinan Rudal ke Fasilitas Energi Ukraina, Warga Langsung Cari Perlindungan

Prigozhin, seorang pengusaha dan pemilik restoran Rusia, juga dikenal sebagai "koki Putin", karena perusahaan kateringnya telah menerima kontrak pemerintah senilai miliaran dolar.

Setelah bertahun-tahun menyangkal, pada September 2022, dia mengidentifikasi dirinya sebagai pendiri Wagner , yang dibentuk pada tahun 2014.

Wagner tidak berada di bawah kendali militer Rusia karena tentara bayaran secara teknis ilegal di Rusia, tetapi kelompok tersebut terlihat sebagai tentara pribadi Kremlin.

Mereka telah berada di garis depan di Ukraina berperang atas nama Putin dan Rusia.

Untuk membangun pasukannya, Prigozhin pergi ke penjara dan koloni hukuman untuk merekrut lebih banyak tentara setelah pasukan Rusia menderita kerugian besar.

Pada Agustus 2022, dia mengunjungi penjara dekat Moskow dan merekrut Yevgeny Nuzhin berusia 55 tahun, yang menjalani hukuman 20 tahun atas tuduhan pembunuhan.

Dalam satu video yang menangkap proses perekrutan Prigozhin, dia memberi tahu narapidana akan diampuni jika setuju untuk ikut perang di Ukraina.

Tetapi, dia memperingatkan jika mereka bergabung dan kemudian pergi, maka akan ditembak.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved