Internasional
Rusia Rekrut Narapidana Untuk Perang di Ukraina, Tolak Bertempur, Dihukum Dipalu Godam Atau Ditembak
Rusia terus merekrut narapidana untuk ikut berperang di Ukraina, tetapi jika pergi dari medan tempur, maka langsung dihukum mati.
Nuzhin mendaftar, tetapi setelah dua hari menemukan mayat, melarikan diri dan menyerahkan diri ke pasukan Ukraina.
Dalam sebuah wawancara dengan Times yang terjadi saat dia menjadi tawanan perang di Ukraina, Nuzhin berkata:
"Apa kebaikan yang telah dilakukan Putin selama dia berkuasa? Apakah dia melakukan sesuatu yang baik?"
"Saya pikir perang ini adalah kuburan Putin," tambahnya.
Tapi sebentar lagi Nuzhin juga akan mati.
Baca juga: Donetsk dan Luhansk Jadi Lokasi Pertempuran Sengit, Ukraina Klaim Hancurkan Markas Grup Wagner
Meskipun Times awalnya tidak mempublikasikan wawancara dengan Nuzhin, dia juga telah berbicara dengan media Ukraina, yang menerbitkan namanya.
Selama wawancara, dia bergabung dengan kelompok Wagner untuk keluar dari penjara dan ingin bergabung dengan pasukan Ukraina dan berperang dengan mereka.
Dia akhirnya dikembalikan ke pasukan Rusia sebagai pertukaran tahanan, dan tak lama kemudian muncul dalam video yang dibagikan oleh akun Telegram Wagner.
Video tersebut memperlihatkan Nuzhin berbaring, dengan seorang pria berkamuflase berdiri di atasnya.
"Saya terbangun di ruang bawah tanah ini, di mana saya diberi tahu saya akan diadili," katanya, menurut Times.
Pria itu kemudian memukul kepala Nuzhin dengan palu godam.
Prigozhin kemudian menyatakan dukungannya atas pembunuhan tersebut.
"Nuzhin mengkhianati rakyatnya, mengkhianati rekan-rekannya dan mengkhianati mereka secara sadar," ujarnya.
Baca juga: Moskow dan Kiev Saling Tukar Tawanan Perang, 64 Tentara Ukraina dan Satu Warga AS Dibebaskan
Anggota keluarga Nuzhin pada November 2022 mengatakan mereka ngeri melihat video tersebut setelah dipublikasikan.
"Seluruh keluarga kami menangis melihat video itu, dia dibunuh seperti binatang," ujarnya.
The Times melaporkan ketika ditanya tentang video tersebut oleh jurnalis, juru bicara Putin, Dmitri S Peskov, hanya mengatakan: "Itu bukan urusan kami."(*)