Berita Aceh Utara
Tiga Pejabat Berpakaian Adat Aceh Kelilingi Stand
Pembukaan Festival Edukasi yang diadakan di Lapangan Upacara Kantor Bupati Aceh Utara, Landing, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara
LHOKSUKON – Pembukaan Festival Edukasi yang diadakan di Lapangan Upacara Kantor Bupati Aceh Utara, Landing, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, Sabtu (17/12/2022) berlangsung meriah.
Seusai membuka festival itu Pj Bupati Aceh Utara Azwardi AP yang berpakaian adat Aceh mengelilingi stan bersama dua pejabat lainnya yang juga berpakaian Adat Aceh.
Keduanya Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Alhudri MM, dan Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kemendikbud RI, Dr H Yaswardi MSi.
Kemeriahan pembukaan festival itu diawali dengan penampilan drum band dari siswa SMP dan SMA di Aceh Utara di halaman Kantor Bupati Aceh Utara dan lapangan Upacara.
Kemudian, Yaswardi bersama Azwardi dan Alhudri disambut dengan Seumapa sebelum menuju ke tenda tamu yang sudah dipenuhi undangan dari unsur Forkopimda Aceh Utara dan pejabat SKPK.
Pembukaan festival itu juga dimeriahkan dengan rapai uroh dari Grup Rapai Uroh Raja Buwah, Aceh Utara.
Pj Bupati Aceh Utara saat sambutan menyebutkan, dalam berbagai sejarah bangsa-bangsa, pendidikan memiliki peran utama untuk mengantarkan bangsa dan negara tersebut kepada puncak kejayaannya.
Misalnya, Yunani terkenal karena ilmuwan filsufnya, Jepang terkenal dengan seruan Kaisar tentang membangun pendidikan pasca kalah perang.
“Bahkan, Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah menjadi Rasul juga dengan kalimat Iqra (bacalah).
Ayat pertama yang diturunkan kepada kita ummat Islam, sarat dengan pesan bahwa kita harus terdidik,” ujar Azwardi.
Begitu juga di Aceh memiliki ulama seperti Hamzah Fansuri, Nuruddin Ar-Raniry, Abdurrauf As-Singkili dan banyak yang lainnya.
Baca juga: Pj Bupati Buka Festival Edukasi, Arah Kurikulum Merdeka
Baca juga: Puskesmas di Pidie Edukasi Masyarakat Jelang Imunisasi Polio Serentak
Sementara itu Yaswardi saat menyampaikan sambutan menjelaskan tentang pentingnya penerapan kurikulum merdeka.
Karena kurikulum tersebut sederhana tapi mendalam, kemudian memberikan merdeka kepada peserta didik dalam menentukan pilihan mata pelajaran, serta lebih relevan dan interaktif.
Karena itu, Yaswardi berharap kepada Disdikbud untuk memberikan ruang dan kesempatan kepada guru penggerak menjadi kepala sekolah, untuk menjadi pengawas sekolah dan menjadi pelatih bagi guru yang lainnya.
“Karena ruhnya pendidikan ada pada guru yang profesional,” ujar Yaswardi.