Sidang Pembunuhan Brigadir J
Angin Segar untuk Bharada Eliezer, Saksi Ahli Kriminologi UI Ungkap Fakta Ini di Persidangan
Angin segar untuk Bharada Eliezer, Saksi Ahli Kriminologi Universitas Indonesia (UI) ungkap fakta ini di persidangan kasus pembunuhan Brigadir J.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi

"Saya pas turun langsung ke toilet, saya masuk toilet saya berdoa yang mulia, saya bilang Tuhan kalau bisa Tuhan, ubahkan pikirannya pak Sambo, biar gak jadi menembak," kata Eliezer dilihat Serambinews.com dari tayangan Kompas TV, Rabu siang.
"Saya bilang karena saya takut juga, saya gak tahu mau cerita ke siapa lagi, saya cuma beraninya berdoa yang mulia," keluhnya ke hakim dalam sidang tersebut.
Kemudian sehabis berdoa, ia pun keluar toilet lalu diperingatkan oleh salah seorang asisten rumah tangga (ART) bernama Agus, bahwa Putri Candrawathi sudah turun.
"Saya sempat ambil masker dulu di gudang, saya keluar di mobil sudah ada bang Ricky, ada almarhum, ada ibu di tengah, di belakang ada om Kuat, saya langsung naik yang mulia," ungkap Bharada Eliezer.
Hakim sempat menanyakan bagaimana cara membawa korban ke TKP yang menjadi tempat eksekusi Brigadir J.
"Tidak ada obrolan tentang cara memanggil korban, tidak ada. Saya tidak tahu, saya datang, masuk mobil sudah ada korban," kata Bharada Eliezer.
Hakim juga sempat menanyakan apakah Bharada Eliezer merasa berdosa setelah menghabisi nyawa Yosua, terdakwa pun mengiyakan hal itu.
"Saya merasa berdosa yang mulia," ucap Bharada Eliezer.
"Apa kira-kira kesalahanmu," tanya balik hakim.
"Karena saya mengikuti apa yang diperintahkan dia (Ferdy Sambo) yang mulia," jawab Eliezer.
Kenapa Bharada Eliezer Tak Tolak Perintah Sambo?
Kemudian hakim menanyakan kenapa Bharada E tidak menolak perintah Ferdy Sambo menembak Yosua hingga tewas.
"Saya tidak berani menolak yang mulia," jawab Bharada Eliezer.
Selanjutnya hakim menanyakan apakah ada orang lain selain dirinya yang disuruh untuk menembak, Bharada Eliezer menjawab tidak tahu.
"Saya tidak tahu yang mulia," jawabnya.