Internasional

Peneliti Manuskrip Kuno Irak Berusaha Restorasi dan Digitalkan 47.000 Teks Berharga

Seorang peneliti manuskrip kuno abad ke-17, melakukan pekerjaan restorasi yang rumit sebagai bagian dari upaya melestarikan dan mendigitalkan 47.000

Editor: M Nur Pakar
AFP
Seorang konservator menggunakan spons pada manuskrip berbahasa Persia untuk direstorasi di laboratorium Rumah Manuskrip Irak di Baghdad. 

SERAMBINEWS.COM, BAGHDAD - Seorang peneliti manuskrip kuno abad ke-17, melakukan pekerjaan restorasi yang rumit sebagai bagian dari upaya melestarikan dan mendigitalkan 47.000 teks berharga.

“Beberapa manuskrip berumur hampir 1.000 tahun,” kata Ahmed Al-Alyawi, yang mengepalai badan House of Manuscripts di Museum Nasional Irak.

“Ada tulisan dalam bahasa Arab, Persia, Turki, Ibrani, dan Kurdi,” tambahnya.

Dia mencatat keragaman budaya yang sangat besar dalam teks kuno tersebut.

Di negara yang menanggung luka konflik puluhan tahun dan sering melihat barang antik dan warisan budaya dijarah, koleksi House of Manuscripts berhasil bertahan.

Baang Itu disimpan dengan aman di pinggiran Baghdad, saat museum nasional dijarah dalam kekacauan setelah invasi pimpinan AS tahun 2003.

Baca juga: Mesir Kembalikan 176 Koin Kuno Sitaan ke Negara Asalnya, Arab Saudi, Jordania, Irak dan China

Karyawan dan warga mencegah upaya penjarahan berikutnya di tempat penampungan bawah tanah, tempat penyimpanannya, kata Alyawi.

Koleksinya, sekarang disimpan di museum nasional di ibu kota Baghdad, termasuk buku, perkamen, dan papan kaligrafi, beberapa di antaranya rusak karena kelembapan, hama, dan penggunaan selama berabad-abad.

Beberapa manuskrip berasal dari era awal Abbasiyah dan beberapa papan kaligrafi abad ketujuh dalam aksara Kufi ditulis di atas perkamen, bahkan sebelum pembuatan kertas, tambahnya.

Seorang konservator yang mengenakan jas lab putih menyapu debu dari papan berbonggol-bonggol.

Sedangkan rekannya memotong kertas halus untuk memperbaiki teks Persia abad ke-17 yang didedikasikan untuk peringatan Asyura agama Syiah.

Baca juga: Ekspedisi Makam Kuno di Gampong Pande, Pecahan Guci Berserakan sampai Nisan Terendam - Part 2

"Setiap intervensi harus mempertahankan penampilan lama sebuah karya," kata Tayba Ahmed (30) yang telah melakukan restorasi selama tiga tahun.

Tapi juga harus mengurangi kerusakan pada pekerjaan agar bisa hidup lebih lama.

"Sebuah teks mungkin tidak memiliki sampul, halamannya mungkin terlepas, Anda mungkin harus menjahit dan membuat sampul kulit,” katanya.

"Kamu bisa menghabiskan beberapa bulan dengan buku yang sama," jelasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved